Liputan6.com, Jakarta - Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membuka kemungkinan meraih pendapatan tambahan dari badan usaha pada pembangunan Jembatan Tol Balikpapan-Penajam Paser Utara (PPT), yakni berkat adanya jaringan pipa bawah laut di sekitar proyek.
Kepala BPJT Danang Parikesit mengatakan, hal itu mungkin terwujud jika memang ada kesepakatan bisnis atau Business to Business (B2B) arrangement yang bagus antara pihaknya dengan badan usaha bersangkutan.
Advertisement
Baca Juga
"Itu bisa saja penggantian jaringan tidak lagi di bawah laut, di dasar muara, tetapi menempel dengan jaringan jembatan. Jadi itu menjadi multipurpose crossing, tidak hanya kendaraan tapi juga transportasi pipa," ujar dia kepada Liputan6.com, seperti dikutip Jumat (27/9/2019).
Sebagai informasi, Kementerian PUPR tengah menginisiasi pembangunan Jalan Tol Balikpapan-Penajam Paser Utara sepanjang 7,35 km. Tahap konstruksi proyek jembatan tol yang menelan investasi sebesar Rp 15,53 triliun ini diperkirakan dapat berlangsung pada 2020.
Tak jauh dari lokasi proyek, PT Pertamina (Persero) juga memiliki Refinery Unit (RU) V Balikpapan sebagai salah satu unit bisnis Direktorat Pengolahan Pertamina untuk penyaluran hasil produksi ke kawasan Indonesia bagian timur.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kontrak Pertamina
Beberapa waktu lalu, Pertamina baru saja menyepakati kontrak Engineering, Procurement and Construction (EPC) Lawe-Lawe Facilities untuk Refinery Development Master Plan (RDMP) di RU V Balikpapan. Penandatanganan kontrak senilai USD 262 juta atau setara Rp 3,69 triliun ini dilakukan dengan PT Hutama Karya dan China Petroleum Pipeline Engineering Co.Ltd.
Kerjasama ini meliputi pembangunan pipa bawah laut (Submarine Pipe Line) sebesar 52 inch, yang merupakan pipa terbesar yang dibangun oleh Pertamina.
Dengan rincian, pipa di laut (Offshore) yang memiliki diameter 52 inch sepanjang 13,8 km dan berdiameter 20 inch sepanjang 4,5 km. Selain itu, akan dibangun juga pipa di darat (onshore) berdiameter 52 inch sepanjang 6,5 km dan diameter 20 inch sepanjang 14,4 km.
Bila kesepakatan bisnis ini dapat benar terwujud, Danang menyatakan, itu akan sangat menjanjikan pemasukan tambahan di luar pengelolaan Jalan Tol Balikpapan-Penajam Paser Utara.
"Itu menurut saya sangat menjanjikan kalau itu bisa dilakukan. Jadi tidak hanya mengandalkan pendapatan dari trafik (lalu lintas Tol Balikpapan-PTT), tapi juga perjanjian bisnis dengan pengelola pipa minyaknya itu," pungkas dia.
Advertisement