Sukses

Kekhawatiran Perang Dagang dan Brexit Mereda, Harga Emas Jatuh

Harga emas berjangka AS turun 0,9 persen menjadi USD 1.488,20 per ounce.

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas jatuh pada perdagangan Jumat dan menuju penurunan mingguan terbesar kedua tahun ini. Penurunan harga emas ini karena meredanya kekhawatiran mengenai perang dagang Amerika Serikat (AS) dengan China dan keluarnya Inggris dari Uni Eropa atau Brexit.

Mengutip CNBC, Sabtu (12/10/2019), harga emas di pasar spot turun 0,7 persen menjadi USD 1.483,59 per ounce. Sedangkan harga emas berjangka AS turun 0,9 persen menjadi USD 1.488,20 per ounce.

"AS dan China tampaknya hampir mencapai kesepaatan. Setidaknya, perjanjian parsial soal perdagangan telah dibahas dan itu mengangkat sentimen investor untuk aset-aset berisiko," jelas Jim Wyckoff, analis senior Kitco Metals.

"Tentu saja, langkah investor saat ini sangat berdampak negatif kepada aset-aset safe haven sehingga harga emas mengalami tekanan," lanjut dia.

Investor mengharapkan pembicarqaan tingkat tinggi di kedua belah pihak untuk menghasilkan kesepakatan perdagangan parsial. Kedua belah pihak setuju untuk mengurangi perselisihan selama 15 bulan dan menunda kenaikan bea masuk.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Brexit

Hal lain yang mendorong pelemahan harga emas adalah mengenai kemajuan langkah keluarnya Inggris dan Uni Eropa.

"Ada laporan bahwa Inggris dan Uni Eropa mungkin membuat beberapa kemajuan pada Brexit. Itu mengangkat semangat Eropa sehingga semua bekerja melawan pasar emas," kata Wyckoff.

Harga emas dalam mata uang sterling merosot sekitar 2,5 persen menjadi 1.168,35 pound per ounce.

Kesepakatan Brexit dapat diselesaikan pada akhir Oktober yang memungkinkan Inggris meninggalkan Uni Eropa dengan tertib. Perdana Menteri Irlandia Leo Varadkar mengatakan telah terjadi pembicaraan yang sangat positif dengan Boris Johnson.

Emas sering digunakan sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian politik dan ekonomi.

Sementara itu, analis mengatakan bahwa emas masih terlihat bullish baik secara fundamental dan teknis, dalam jangka panjang.

"Saya tidak melihat aksi jual besar-besaran dalam emas di balik kesepakatan perdagangan. Ini sebenarnya akan positif dalam jangka panjang, ”kata Fawad Razaqzada, analis pasar Forex.com.