Sukses

Pertamina dan PLN Bikin Perusahaan Patungan Sektor Kelistrikan

Kerjasama kedua anak Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini sebagai upaya mengoptimalkan sumber daya manusia Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Pertamina dan PLN sepakat membentuk perusahaan patungan yang menjalankan bisnis kelistrikan berbasis gas, Liqufied Natural Gas (LNG) dan energi terbarukan di dalam maupun di luar negeri. Perusahaan tersebut bernama PT Pertamina Power Indonesia (PPI).

President Director PPI Ginanjar mengatakan, kerjasama kedua anak Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini sebagai upaya mengoptimalkan sumber daya manusia Indonesia. Sekaligus meningkatkan kemahiran dan kapabilitas anak bangsa.

“Sebagai perusahaan nasional, tentunya hal ini menjadi kewajiban moral kami untuk selalu melakukan percepatan proses transformasi technology, knowledge dan skill, serta peningkatan expertise, dan capabilities agar Indonesia bisa mandiri. Bisnis kelistrikan merupakan teknologi yang tentunya sangat bisa ditangani sendiri oleh anak bangsa,” kata Ginanjar, di Jakarta, Jumat (4/10/2019).

Selain sepakat membentuk perusahaan di bisnis kelistrikan, kedua belah pihak juga sepakat kerjasama dalam bidang perawatan dan operasi (operation & maintenance /O&M) maupun sebagai pengembang independent power producer (IPP) berbasis gas atau LNG dan energi baru terbarukan.

Sementara itu, Direktur Utama Indonesia Power (IP), Ahsin Sidqi menambahkan, bahwa dengan pengalamannya yang luas dan jam terbang yang tinggi dalam bidang O&M pembangkit listrik, maka tentunya akan memberikan jaminan operasional.

Jaminan bagi proyek-proyek pembangkit yang saat ini sedang dikembangkan PPI, dan tentunya proyek-proyek yang akan dikembangkan bersama.

"Bagi IP sendiri, hal ini selain menjadi ajang untuk mengintroduksi ekspertise yang sudah dimilikinya, juga merupakan kesempatan yang baik untuk mengembangkan expertise IP di proyek pembangkit dengan skala lebih besar dan teknologi terkini yang terus berkembang yang tentunya akan menjadi kebanggaan bangsa," jelas dia.

PPI saat ini sedang melaksanakan pengembangan pembangkit listrik, di antaranya Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Jawa-1 berkapasitas 1760 Mega Watt (MW). Proyek ini sedang dalam tahap konstruksi dan akan mulai beroperasi pada tahun 2021.

Kemudian PLTGU Bangladesh 1200MW yang sedang dalam tahap pengembangan, pembangkit listrik bertenaga surya (PLTS) Badak 4MW, pembangkit listrik bertenaga biogass (PLTBG) Sei Mangkei 2.4MW.

Serta proyek-proyek pembangkit listrik energi terbarukan dan energy creative lainnya, termasuk electric vehicle dengan beberapa first class partners.

* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp 5 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com di tautan ini.

 

2 dari 2 halaman

3 BUMN Sinergi Bentuk Perusahaan Patungan Kembangkan PLTS

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyaksikan penandatanganan Head of Agreement (HOA) sinergi antara PT PLN (Persero), PT Len Industri (Persero) dan PT Pertamina (Persero) dalam pembangunan dan penyelenggaraan bisnis Pembangkit Listrik Tenaga Surya. Penandatanganan ini dilakukan di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta pada Kamis (3/10/2019).

Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media (PISM) Kementerian BUMN, Fajar Harry Sampurno mengatakan, Kementerian BUMN menyambut baik sinergi tiga BUMN terhadap pengembangan energi baru terbarukan, khususnya PLTS.

Dia berharap pembangunan PLTS tidak hanya dilakukan saat ini, namun juga bisa dikembangkan di daerah-daerah yang belum mendapatkan akses listrik.

“PLTS ini kan bisa digunakan untuk meningkatkan akses di daerah-daerah yang belum mendapatkan listrik. Kami harap sinergi ini berjalan dengan lancar dan tanpa hambatan,” ujar Harry kepada wartawan, Kamis (3/10/2019).

Direktur Utama PT Len Industri Zakky Gamal Yasin menegaskan, ketiga perusahaan akan melakukan pembentukan suatu perusahaan patungan untuk melakukan pengelolaan proyek PLTS di lingkungan perusahaan BUMN dan lainnya.

Kerja sama ini juga untuk mendukung program pemerintah mencapai target Bauran Energi tahun 2025 sebesar 6,5 GWp (Gigawatt peak). 

“Di lingkungan kita sendiri seandainya semua BUMN memanfaatkan PLTS potensinya bisa di kisaran 1,4 GWp. Pemanfaatannya bisa diterapkan di jalan tol, bandara, SPBU, stasiun kereta, pertambangan, pabrik, kantor, perkebunan, pelabuhan, serta gudang-gudang,” ujar Zakky.