Sukses

Produksi Migas Blok Sakakemang Dipercepat jadi 2021

Sebelumnya, Blok Sakakemang diperkirakan akan berproduksi dalam 3 tahun ke depan.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan, Blok Minyak dan Gas Bumi (Migas) Sakakemang berproduksi pada 2021. Cadangan migas blok tersebut diperkirakan mencapai 2 Triliun Cubic Feet (TCF).

Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengatakan‎, produksi migas Blok Sakakemang akan dipercepat, ditargetkan pada 2021 blok migas di Sumatera Selatan tersebut sudah bisa memproduksi migas. Sebelumnya, diperkirakan akan berproduksi dalam 3 tahun ke depan.

"Kita akan percepat supaya produksinya (migas) dalam dua tahun ini. Sampai 2021 bisa mengalir produksi," kata Arcandra, di Jakarta, Sabtu (5/10/2019).

Menurut Arcandra, hal tersebut merupakan hasil dari‎ perkiraan Repsol selaku operator Sakakemang, namun perusahaan asal Spanyol tersebut belum memasukan rencana pengembangan (Plan Of Developemnt /POD) ke pemerintah.

"Perkiraan ya Repsol. Kalau sertifikasi mah cepat, tapi kan sana itu Repsol. POD, belum submit," tuturnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Potensi Temuan Cadangan Gas

Sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKKMigas) menyatakan Repsol telah menemukan potensi cadangan gas yang besar di Blok Sakakemang, Sumatera Selatan.

Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto mengatakan, tak tanggung-tanggung, cadangan gas yang ditemukan oleh perusahaan migas asal Spanyol‎ tersebut diperkirakan mencapai 2 triliun kaki kubik (TCF).

"Ini lokasinya di Banyu Asin. Potensi lebih kurang 2 TCF. Asumsi sekarang, rig 1.500 HB. Kadang dikerjakan bertahun tahun gak dapat, dengan kedalaman 2.430 meter dapat cadangan. 2004 sudah dilakukan dengan KBD 1, kurang memberikan hasil yang bagus. Ternyata ada disebelahnya yang lebih bagus cadangannya," ‎ujar dia.

Menurut dia, selain potensi gas yang besar, temuan ladang gas ini menjadi sejarah baru bagi Indonesia. Sebab, setelah 18 tahun akhirnya ditemukan cadangan gas baru dalam jumlah yang besar.

"Ini penting kita sampaikan, karena KBD 2X di Indonesia, potensi tersebut setelah 18 tahun. Ini adalah penemuan yang signifikan. Setelah dua dekade. Ini perlu kita syukuri, ini semoga jadi angin baru untuk penemuan mendatang. Di 2018-2019 ini adalah penemuan terbesar nomer 4 di dunia," tandasnya.