Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan Selasa pekan ini. Dari 10 sektor pembentuk IHSG, hampir seluruhnya berada di zona hijau.
Pada penutupan perdagangan saham Selasa (8/10/2019), IHSG ditutup di zona hijau dengan naik 39,01 poin atau 0,65 persen ke level 6.039,60. Sementara itu, indeks saham LQ45 juga melonjak 0,75 persen ke posisi 937,99.
Sebanyak 229 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Sementara 167 saham melemah dan 155 saham diam di tempat.
Advertisement
Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 477.413 kali dengan volume perdagangan 15 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 7,7 triliun.
Baca Juga
Investor asing jual saham Rp 107 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.155.
Dari 10 sektor pembentuk IHSG, hampir seluruhnya berada di zona hijau. Hanya ada satu yang terbakar yaitu infrastruktur yang melemah 0,23 persen.
Penguatan dipimpin oleh sektor barang konsumsi yang naik 1,35 persen, disusul sektor manufaktur naik 0,95 persen dan sektor keuangan yang melonjak 0,92 persen.
Saham-saham yang menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau antara lain BAJA naik 34,55 persen ke Rp 72 per saham, SLIS naik 34,36 persen ke Rp 262 per saham dan KBLV naik 25 persen ke Rp 320 per saham.
Sementara saham-saham yang melemah antara lain BLTZ yang turun 25 persen ke Rp 3.000 per saham, HEXA turun 16,08 persen ke Rp 2.870 per saham dan CMNP turun 11,56 persen ke Rp 1.990 per saham.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
IHSG Terus Terbakar, Bagaimana Kepercayaan Investor?
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang pekan lalu turun 2,19 persen. Perdagangan saham pada Senin kemarin juga terkontraksi.
Analis Panin Sekuritas William Hartanto menuturkan, sejumlah sentimen memang mewarnai laju indeks belakangan. Sentimen tersebut baik dari dalam negeri atau domestik hingga global.
Untuk investor asing, William mengatakan sebenarnya investor masih dalam keadaan wait and see (mengamati) perkembangan situasi politik dan ekonomi RI.
BACA JUGA
Jadi, kata dia, investor belum terlalu yakin dengan situasi pasar saham saat ini. Namun, mereka juga tidak dalam posisi sangat ragu terhadap kondisi bursa saham.
"Investor saat ini cenderung wait and see, karena dana asing juga sebenarnya sudah keluar dari RI Rp 17 triliun secara year-to-date (ytd)," tuturnya di Gedung BEI, Selasa (8/10/2019).
"Tapi itu juga karena dari global masih ada ancaman resesi. Juga dari dalam negeri masih nunggu Perpu KPK. Jadi belum terlalu confident mereka. Namun mereka memang lebih memilih masuk ke pasar negara berkembang seperti kita dan invest di emas," tambah dia.
Advertisement