Sukses

Dalam Waktu 9 Bulan, Pemegang Asuransi Mikro BRI Bertambah 4 Juta Orang

Produk ini menawarkan manfaat berupa santunan atas risiko yang diakibatkan kecelakaan maupun sakit dengan premi.

Liputan6.com, Jakarta Dalam rangka mendorong inklusi keuangan di Indonesia, PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. terus menunjukkan komitmen untuk menjadi yang terdepan. Melalui produk asuransi mikro yang diberi nama Asuransi Mikro-Kecelakaan,  Kesehatan dan Meninggal Dunia (AM-KKM), BRI memberi perlindungan atas risiko keuangan yang dihadapi masyarakat berpenghasilan rendah.

Corporate Secretary BRI Hari Purnomo menyampaikan bahwa selama Januari hingga September 2019, pemegang polis AM-KKM bertambah empat juta peserta atau tumbuh 33 persen year on year. Sementara itu, premi yang dibayarkan mencapai Rp220 miliar.

"Hal ini mengindikasikan bahwa nasabah BRI dengan segmen mikro semakin mengerti pentingnya asuransi," imbuhnya. 

Asuransi mikro sendiri merupakan salah satu program Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI) yang digagas oleh Presiden RI Joko Widodo. AM-KKM BRI yang bekerja sama dengan BRI Life merupakan produk Bancassu rance BRI dengan jangka waktu satu tahun. 

"Produk ini menawarkan manfaat berupa santunan atas risiko yang diakibatkan kecelakaan maupun sakit dengan premi yang relatif terjangkau (Rp50 ribu bagi individu dan Rp90 ribu bagi pasangan suami istri), memiliki perlindungan lengkap dan berlaku double claim jika memiliki produk asuransi lain/BPJS Kesehatan," ujar Hari.

Manfaat lain yang dapat diperoleh pemilik polis AM-KKM diantaranya santunan harian rawat inap rumah sakit akibat sakit maupun kecelakaan. Juga enggantian biaya operasi akibat sakit maupun kecelakaan, santunan meninggal dunia akibat kecelakaan, hingga santunan meninggal dunia akibat sakit dan santunan cacat tetap karena kecelakaan.

"Sebagai komitmen untuk mendukung penguatan inklusi keuangan di Indonesia, BRI akan terus berinovasi dalam hal produk dan layanan guna mendekatkan akses keuangan serta meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap produk maupunjasa keuangan," jelas Hari.

 

(*)