Liputan6.com, Jakarta Pemerintah memastikan pencabutan konsesi lahan hutan tanaman industri (HTI) untuk PT ITCI Hutani Manunggal (IHM) yang dikelola Sukanto Tanoto akan selesai pada akhir 2019. Lahan ini merupakan bagian lokasi yang akan menjadi ibu kota baru.
Ini diungkapkan Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro. “Ya akhir tahun ini sudah beres,” ujar dia seperti dikutip dari Antara, Kamis (10/10/2019).
Bambang menuturkan proses untuk pencabutan konsesi lahan dalam rangka mempersiapkan ibu kota baru yang terletak di Provinsi Kalimantan Timur tersebut tidak rumit dan tidak membutuhkan waktu yang panjang.
Advertisement
Baca Juga
Itu sebabnya akan segera diselesaikan oleh pemerintah terkait, yaitu Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Namun, Bambang tidak menjelaskan lebih lanjut terkait proses yang sedang dijalani pemerintah hingga saat ini karena hal tersebut merupakan tugas dan wewenang pihak KLHK. “Enggak rumit sama sekali dan enggak butuh waktu panjang. Ya, tanya KLHK,” ujarnya.
Pada Kamis (19/9) lalu, Bambang menjelaskan beberapa alasan yang mendorong pemerintah dalam mengambil hak konsesi HTI tersebut seperti lahan itu tidak berada dalam titik api yang memicu kebakaran hutan dan bukan lahan gambut serta tidak mengandung batu bara.
“Ya sudah dipertimbangkan waktu itu dan di tanah itu tidak ada potensi sumber kebakaran karena tidak mengandung gambut dan batu bara,” katanya.
Selain itu, lahan yang berstatus konsesi kepada swasta juga semakin memudahkan pemerintah untuk mengambil alih lahan tersebut kapan saja dan dalam jumlah berapa pun sesuai dengan kebutuhan.
“Ya, kan, sudah diantisipasi. Mereka sudah diberi tahu oleh KLHK ketika dapat HTI maka suatu saat kalau ada kebutuhan nasional bisa diambil atau ditarik, diambil setengah atau sepenuhnya,” jelas dia.
Dia juga menegaskan bahwa pencabutan tersebut tidak akan diberi ganti rugi, sebab hal itu merupakan konsekuensi dari status konsesi.
“Ya, hitung-hitungan, kita punya kebutuhan ibu kota baru yang menggunakan lahan yang dikonsesi oleh swasta dan itu akan kita ambil,” ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya menyatakan pesimistis bahwa negara bisa mengambil alih konsesi lahan yang dikelola pengusaha Sukanto Tanoto sebab masih menunggu perhitungan dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas.
“Sudah (diskusi), tapi persisnya kalau mau di-addendum SK itu kan harus tahu persis lokasinya di mana. Tapi yang penting mekanisme perizinannya ada, jadi PP-nya juga ada, Permen-nya juga ada. Tapi enggak masalah,” ujar Siti.
Ibu Kota Baru Akan Terhubung Kereta Listrik ke Bandara
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, pemerintah sedang menyelesaikan konsep pengembangan transportasi modal baru di Kalimantan Timur. Terutama adalah akses transportasi dari Bandara Sepinggan, Balikpapan, ke lokasi Ibu Kota.
"Sebagai bayangan saja, dari Bandara Balikpapan ke kota harus gunakan jalan tol dan kereta api listrik," kata Menhub Budi saat ditemui di Redtop Hotel, Jakarta, Kamis (10/10).
Selain itu, katanya, ada juga opsi transportasi kapal yang menggunakan teknologi ramah lingkungan, misalnya, dengan energi matahari. Sesampainya di area permukiman atau Transit Oriented Development (TOD), kendaraan ramah lingkungan juga disiapkan.
"Bisa berupa kereta listrik atau semacam bus yang diadopsi dari teknologi lebih maju dia tidak berbasis rel tapi berbasis jalan dikombinasi. Kalau presentasenya kereta api akan dominasi transportasi publik di sana," ujarnya.
Menhub mengatakan, pemerintah saat ini juga menangkap aspirasi masyarakat selain mengembangkan ide yang ada. Gagasan ini akan dicocokkan dengan konsep-konsep yang sudah ada di pemerintahan.
Untuk saat ini, katanya, transportasi di lokasi tersebut masih konvensional, seperti menggunakan bus dan transportasi pada umumnya. Transportasi antara Balikpapan dan ibu kota baru akan disinergikan.
Sementara itu, ketika ditekankan bahwa konsep Autonomous Rapid Transit (ART) dan bus amfibi sekarang masih menjadi pertimbangan alternatif. Namun, untuk kereta listrik, ia memastikan itu akan dibangun.
"Saya pikir ini suatu studi (ART dan bus Amfibi). Kita akan lihat apa utilisasi itu akan berikan suatu efektivitas bisa terjadi atau tidak, tapi kalau kereta listrik bisa dipastikan," ucapnya.
Reporter: Yayu Agustini Rahayu
Sumber: Merdeka.com
Tonton Video Ini:
Advertisement