Sukses

Masinis Kereta Cepat Jakarta-Bandung Bakal Berguru ke Prancis, Jepang dan China

Kementerian Perhubungan menjalin kerja sama dengan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perhubungan menjalin kerja sama dengan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Kerja sama kali ini mengenai pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) dan penelitian di bidang perkeretaapian.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan, kerja sama ini dalam rangka menyiapkan SDM unggul di bidang perkeretapian Indonesia khususnya kereta cepat Jakarta-Bandung. Dengan adanya program tersebut, nantinya para masinis yang mengoperasikan kereta cepat akan memiliki sertifikasi khusus yang dikeluarkan oleh Kemenhub setelah menimba ilmu di Eropa dan China.

"Apa yang dilakukan KCIC adalah suatu ini pertama kali di Asia Tenggara ya," kata Budi Karya, di Gedung Kemenhub, Kamis (10/10/2019).

"Saya menyarankan bahwa tenaga itu kita berikan khusus tidak harus China, bisa Prancis Jepang, sehingga ada ilmu yang bertambah. Saya yakin orang-orang kita mampu beradaptasi dengan ilmu yang diketahui, saya harapkan apa yang dilakukan KCIC juga demikian," dia menambahkan.

Selain mengeluarkan sertifikasi, Kemenhub juga akan berperan sebagai pengawas dalam pelaksanaan program tersebut. Oleh karena itu para pengawas tersebut juga akan ikut menimba ilmu.

"Jadi nanti saya akan tugaskan tim dari Ditjen Perkeretaapian untuk belajar baik di China maupun negara-negara Eropa. Itu harus ekstra dilakukan, pak dirjen (Zulfikri) harus memberikan kesempatan (belajar) kepada orang-orang terbaik kita melakukan perbaikan dan melakukan sertifikasi," ujarnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Tingkatkan Kinerja

Budi Karya mengatakan bahwa kegiatan itu diperlukan untuk meningkatkan kinerja layanan dan juga keselamatan ketika Kereta Cepat JKT-BDG akan dioperasikan pada 2021 mendatang.

"Saya telah menugaskan Sekretaris Jenderal untuk menugaskan staf profesional untuk mengawasi kegiatan KCIC ini dan bersama-sama mempelajari dan meneliti apa yang sedang dilakukan. Tentunya kita akan belajar banyak tentang kegiatan baru ini dan pembelajaran itu penting, karena kami ingin agar tingkat layanannya dan tingkat keamanan yang disediakan oleh kereta cepat ini harus sangat baik, "jelas Budi.

"Saya menugaskan kepada Pak Sekjen untuk menugaskan tenaga-tenaga profesional untuk mengawal kegiatan KCIC ini dan bersama-sama belajar dan meneliti apa yang dilakukan. Pasti kita akan belajar banyak tentang satu kegiatan yang baru ini dan pembelajaran itu penting, Karena kita ingin bahwa level of service dan level of safety yang diberikan oleh kereta cepat ini harus excellent," ujarnya.

 

3 dari 3 halaman

Pelatihan 1 Tahun

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Kereta Cepat Cina Indonesia (KCIC) Chandra Dwiputra mengatakan, dia akan mengirim calon masinis kereta cepat ke China agar dapat memperoleh lisensi untuk mengoperasikan kereta cepat. Chandra mengungkapkan, pelatihan masinis memakan waktu satu tahun.

"Nanti kita akan bekerja sama dengan (perusahaan seperti) KAI di China. Sekarang kita bekerja sama untuk manajemen pertama, manajemen. Setelah itu, rinciannya baru saja disebutkan sebelumnya. Pelatihan bisa setahun, di sana (China), kerjasamanya, "jelas Chandra.

Dengan mendapatkan pengetahuan dan izin untuk mengoperasikan kereta cepat, Chandra berharap bahwa teknisi mesin KCIC akan sepenuhnya diisi oleh orang Indonesia.

"Harapan kami adalah ya, kuncinya adalah memiliki izin," tutupnya.

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com