Sukses

Penjualan Merosot, Kantor Pusat Victoria's Secret Pangkas 50 Pegawai

Victoria's Secret sedang menghadapi kemerosotan penjualan.

Liputan6.com, Jakarta Victoria's Secret, peritel asal Amerika yang dibangun Roy Raymond sedang berusaha bangkit dalam menghadapi kemerosotan penjualan. Perusahaan dikabarkan memangkas puluhan orang di kantor pusatnya pada minggu ini.

50 pekerja yang terpangkas, mulai dari pimpinan senior hingga staf junior, di kantor pusat di Columbus, Ohio. Itu mewakili sekitar 15 persen karyawan Victoria's Secret. 

Kemerosotan penjualan perusahaan dikabarkan akibat strategi perusahaan yang gagal untuk mendapatkan daya tarik pembeli.

Tidak hanya memangkas puluhan pekerja dari kantor pusat, kepala toko Victoria's Secret juga mengundurkan diri dari pekerjaannya.

Alasan pengunduran diri tersebut masih belum jelas. "Kami sedang dalam perjalanan yang sangat penting untuk membalikkan bisnis Victoria's Secret," jelas juru bicara Victoria's Secret, seperti mengutip dari CNBC, Jumat (11/10/2019)

Tercatat, Saham Victoria's Secret telah menurun sebesar 34 persen di tahun ini. Adapun sahamnya ditutup turun  pada Kamis karena kembali turun menjadi 36 persen.

Reporter: Chrismonica

 

Saksikan video di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Forever 21 Peritel Asal Amerika Tutup Gerai di Asia dan Eropa

Setelah mencuat kabar ketidakmampuan membayar utang, perusahaan ritel fashion asal Amerika Serikat, Forever 21 akhirnya mengajukan kebangkrutan. Serta menutup sebagian besar toko miliknya di Asia dan Eropa.

Mengutip laman CNN, Senin (30/09/2019), manajemen Forever 21 dilaporkan mengajukan pailit sesuai dengan yang tertuang dalam Bab 11 Undang-Undang Kepailitan AS (Chapter 11) tentang reorganisasi sesuai hukum kepailitan AS.

Jaringan ritel tersebut menutup 178 dari 800 lebih tokonya. Dalam surat mereka kepada konsumen, saat ini pihak ritel tengah menunggu proses negosiasi dengan pemilik lahan toko mereka.

Saat ini, perusahaan tengah berusaha keluar dari jeratan utang dengan menutup toko dan pindah ke toko dengan sewa yang lebih murah.

Menurut Linda Chang, Executive Vice President Forever 21, mengajukan kebangkrutan merupakan langkah untuk mengamankan dan mengorganisir kembali perusahaan.

Forever 21 berencana menutup sebagian besar lokasi tokonya yaitu di Asia dan Eropa. Tetapi untuk di Amerika, Meksiko, dan Amerika Latin akan melanjutkan operasinya. Serta akan terus mengoperasikan situs web.

"Ini adalah langkah penting dan perlu untuk mengamankan masa depan perusahaan kami. Hal tersebut memungkinkan kami untuk mengatur kembali bisnis kami dan mengubah posisi Forever 21," tutur Linda Chang, seperti mengutip Business Insider.