Sukses

Sri Mulyani: Perlu Kebijakan Afirmatif untuk Dukung Kesetaraan Gender

Isu kesetaraan gender ini sebenarnya tidak begitu terlihat di level bangku sekolah hingga universitas.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan kesetaraan gender di tempat kerja perlu terus diupayakan. Salah satunya yaitu melalui kebijakan yang inklusif dan adil, antara laki-laki dan perempuan.

"Itu kan sesuatu yang perlu terus diupayakan dari hulu sampai ke hilir, kalau kita bicara gender equality di tempat kerja," Kata dia, dalam Makara Human Behavior Studies in Asia dengan topik 'Challenges of Diversity Management in a Public Organization', Sabtu (12/10/2019).

Menurut dia, isu kesetaraan gender ini sebenarnya tidak begitu terlihat di level bangku sekolah hingga universitas. Sebab, perempuan pun juga bisa bersaing dan mencapai level pendidikan yang tinggi.

"Bahkan (perempuan) lulus dengan prestasi yang bagus," ungkapnya.

Sayangnya, ketika memasuki dunia kerja dan memiliki keluarga, perempuan kerap berada di tengah antara kerja dan tugas sebagai ibu rumah tangga, hamil, memiliki dan mengasuh anak. Situasi ini menjadi beban tersendiri bagi seorang perempuan.

"Beban biologis saat hamil, miliki anak, itu menyebabkan mereka perlu mendapatkan support karena kalau tidak mereka akan drop out, karena mereka harus susui anak, jaga anak," ujar ibu dari tiga orang anak ini.

Karena itu, kebijakan afirmatif di lingkungan kerja pun perlu diberikan. Dengan begitu perempuan dapat menjalani karier serentak menjadi ibu rumah tangga.

"Kita bisa beri lingkungan yang fair antara perempuan dan laki. Saya rasa kalau kita terus lakukan itu, kita bisa berikan pemihakan, balance antara laki dan perempuan akan lebih besar," tegas Sri Mulyani.

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Di Depan Milenial, Sri Mulyani Pamer Dana Pendidikan Rp 505 Triliun di 2020

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan Pemerintah mengalokasikan dana pendidikan sebesar Rp505,8 triliun pada APBN 2020.

Anggaran tersebut meningkat 29,6 persen dibandingkan realisasi anggaran pendidikan pada 2015 lalu yang hanya sekitar Rp390,3 triliun.

"Tahun depan Rp 505 triliun dana pendidikan, itu kenaikan yang luar biasa. Butuh banyak sekali. Di dalam dana pendidikan itu ada dana operasional sekolah," tuturnya di Istora Senayan, pada Minggu 18 Agustus 2019. 

Sri Mulyani menjelaskan, generasi muda seharusnya dapat mengoptimalkan kenaikan anggaran alokasi dana pendidikan ini secara optimal dari Pemerintah.

"Baru saja kemarin tanggal 16 Agustus Presiden sampaikan RAPBN 2020. Teman-teman kalau mau lihat (RAPBN 2020) secara sepintas akan muncul banyak ide. Jadi saya bayangkan di situ akan banyak sekali ide dari para teknopreneur, mengelola dan running management of school itu luar biasa penting," ujarnya.

Adapun sebagai informasi APBN dana pendidikan dari tahun 2017 tercatat terus mengalami kenaikan. Tahun 2017 dana pendidikans sebesar Rp406,1 triliun sedangkan RAPBN dana pendidikan pada tahun 2020 senilai Rp505,8 triliun.

"Ada yang pernah mengkritik biaya untuk penelitian kecil, maka kita naikkan biaya penelitian. Namun pada saat yang sama kita juga menaikkan untuk perguruan tinggi diberikan dana abadi," papar Sri Mulyani.