Sukses

Ketagihan Belanja Online, Coba Setop dengan Cara ini

Ada banyak trik jitu yang bisa dimanfaatkan untuk menghilangkan ketagihan belanja online. Apa sajakah itu?

Liputan6.com, Jakarta Di era modern seperti sekarang, belanja tidak perlu harus ke supermarket, mall, atau pasar. Sekarang semua barang yang dibutuhkan sudah tersedia secara online dan bisa dibeli melalui situs atau marketplace tertentu. Jauh lebih mudah dan praktis, bukan?

Sayangnya, kehadiran situs belanja online dapat merusak kesehatan finansial. Bila aktivitas belanja tidak dikontrol dengan baik, pengeluaran bisa membengkak secara tiba-tiba. Atau bahkan berpotensi menimbulkan utang.

Tapi tenang, ada banyak trik jitu yang bisa dimanfaatkan untuk menghilangkan ketagihan belanja online. Apa sajakah itu? Simak ulasan berikut, seperti dikutip dari Cermati.com.

1. Jangan Terlalu Sering Buka Situs Belanja Online

Membuka situs belanja online memang asyik. Selain mampu menghilangkan suntuk sesaat dan mengisi waktu luang, Anda juga selalu up to date dengan koleksi dan tren terkini.

Tapi jangan salah, terlalu sering membuka situs belanja online justru dapat meningkatkan keinginan untuk belanja, lo! Akibatnya, upaya untuk mengurangi kebiasaan belanja online jadi gagal total.

Sebelum hal ini terjadi, lebih baik jangan terlalu sering membuka situs tersebut. Sebaiknya manfaatkan waktu luang untuk kegiatan yang lebih berguna.

Misalnya membaca, minum kopi, atau beristirahat. Bukan malah asyik scroll down dan scroll up situs belanja online

2. Ketahui yang Jadi Kebutuhan

Tidak sedikit orang belanja online hanya untuk memenuhi keinginan, bukan kebutuhan. Akibatnya, barang yang dibeli hanya mampu memberi kepuasan sesaat.

Padahal harusnya barang tersebut dapat memberi kepuasan mendalam dan memenuhi kebutuhan utama. Alangkah baiknya kalau belanja itu didasarkan pada tingkat kebutuhan terlebih dahulu.

Dahulukan kebutuhan yang paling penting atau primer, seperti bahan-bahan makanan, bayar token listrik, pulsa, dan internet. 

Setelah itu, lanjutkan pada kebutuhan yang tidak terlalu penting seperti sekunder ataupun tersier. Dengan demikian, kebutuhan utama dapat dipenuhi secara maksimal.

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp10 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

2 dari 4 halaman

3. Jangan Terkecoh Diskon Spesial

Hampir semua situs belanja online menawarkan diskon spesial bagi konsumen. Diskon bisa didapatkan untuk pembelian yang sudah mencapai jumlah minimum, misalnya Rp399 ribu atau Rp499 ribu

Apabila jumlah ini belum tercapai, maka diskon tidak bisa diredeem. Pemberian diskon memang menggiurkan.

Tetapi sadar atau tidak, diskon bersyarat seperti ini justru memicu sikap boros. Barang yang harusnya tidak perlu dibeli pun terpaksa harus dibeli agar total belanja mencapai jumlah minimum. 

Jika ingin menikmati diskon, sebaiknya pilih diskon yang tidak bersyarat. Alhasil, Anda dapat menikmati diskon secara maksimal tanpa harus menambah pengeluaran.

4. Hindari Rasa Terlalu Penasaran 

Situs belanja online mengeluarkan koleksi terbarunya? Jangan terlalu penasaran. Rasa penasaran ini secara tidak langsung dapat memicu keinginan untuk belanja pada barang-barang yang sama sekali tidak dibutuhkan. 

Masih lumayan bila Anda bisa menahan selera. Kalau tidak, mau tidak mau barang tersebut harus dibelanjakan demi memuaskan keinginan semata. Apalagi kalau barangnya masuk dalam kategori limited edition.

Bila hal ini terjadi, coba hitung berapa banyak uang yang akan dihabiskan untuk sekali belanja. Totalnya pasti lumayan besar, bukan? Jadi, lebih baik hilangkan rasa penasaran tersebut daripada ujung-ujungnya jadi konsumtif.

3 dari 4 halaman

5. Matikan Notifikasi dari Apliksi Belanja Online

Kehadiran aplikasi belanja online tentu memudahkan dan mempercepat aktivitas belanja. Anda yang tadinya menghabiskan waktu 1-2 jam untuk belanja di situs, kini hanya memerlukan waktu 30 menit untuk belanja di aplikasi. 

Tapi, Anda harus waspada terhadap notifikasi yang muncul dari aplikasi tersebut. Selain mengganggu kenyamanan, notifikasi ini tak jarang malah menimbulkan rasa penasaran yang ujung-ujungnya dapat memicu keinginan untuk berbelanja.

Sebaiknya matikan semua notifikasi pada aplikasi belanja yang terinstal di smartphone. Anda bisa mematikannya melalui menu pengaturan apabila notifikasi sudah terlanjur aktif.

6. Setop Berlangganan Newsletter

Berlangganan newsletter sebenarnya untung, tapi di lain sisi juga rugi. Untungnya karena Anda bisa lebih dulu mengetahui promo menarik yang ditawarkan oleh situs online yang bersangkutan. Sementara konsumen lain sama sekali belum mengetahui promo ini.

Sedangkan kerugiannya karena Anda harus lebih sering mengelus dada akibat godaan sale yang datangnya bertubi-tubi.

Jika tidak sabar dan tahan selera, jatuhnya malah menjadi konsumtif. Untuk menonaktifkan newsletter, coba tekan pilihan “unsubscribe” pada halaman e-mail yang dikirimkan oleh situs online. Atau bisa juga dengan cara mengunjungi alamat situs online yang bersangkutan. 

4 dari 4 halaman

7. Hapus Aplikasi di Telepon

Agar lebih efektif lagi, coba hapus aplikasi belanja online yang ada di smartphone. Jika aplikasi sudah terhapus, maka intensitas untuk membuka situs pun dapat berkurang dengan sendirinya.

Dari yang tadinya 2-3 kali dalam sehari perlahan-lahan berubah menjadi 1 kali saja dalam sehari. Hal ini tidak lepas dari tingkat kemudahan akses yang sudah berubah.

Bagaimanapun juga, mengakses lewat aplikasi jauh lebih mudah daripada harus mengakses dari situs atau url biasa. Hapus aplikasi belanja yang dianggap paling toxic atau beracun.

Sedangkan aplikasi yang tidak toxic lebih baik dibiarkan tetap terinstal. Toh, aplikasi tersebut tidak memicu sikap konsumtif.

8. Jangan Malas Belanja secara Offline

Belanja offline memang tidak sepraktis dan semudah belanja online. Di samping itu, harga barang yang dibeli secara offline acap kali lebih mahal dibandingkan barang online.

Tak heran kalau banyak orang lebih suka belanja secara online. Akan tetapi, kondisi seperti ini tidak terjadi terus-menerus.

Terkadang harga barang di toko atau supermarket jauh lebih mudah. Apalagi toko atau supermarket tidak membebankan ongkos kirim kepada konsumen.

Jadi, tingkatkan intensitas belanja offline agar Anda bisa menghilangkan ketergantungan terhadap situs-situs belanja online

Kurangi Ketagihan Belanja Online

Proses peralihan dari belanja online ke offline memang tidak mudah. Dibutuhkan waktu dan effort yang tidak sedikit agar upaya untuk perubahan ini berhasil.

Teruslah mengurangi kebiasaan berbelanja online secara bertahap. Dengan demikian, Anda pun tidak lagi ketergantungan pada situs-situs belanja online karena barang-barang yang dibutuhkan juga bisa didapatkan secara offline.

Video Terkini