Liputan6.com, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Rudiantara menyebut decacorn anak negeri sulit untuk mencatatkan saham perdananya atau initial public offering (IPO) di dalam negeri.
Alasannya, saham yang ditawarkan (emisi) oleh sejumlah decacorn tersebut akan terlalu besar, sehingga sulit untuk diserap oleh investor ritel domestik.
Sementara itu, Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi memberi opsi agar Gojek Cs bisa melakukan dual listing, yakni IPO di dua negara, baik di Indonesia dan juga di luar negeri.
Advertisement
Baca Juga
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira menilai, ada sejumlah manfaat yang akan diperoleh decacorn RI jika melantai di bursa saham luar negeri.
Salah satunya terkait kucuran dana. Dengan IPO di luar negeri, potensi kapitalisasi pasar modal akan jauh lebih besar.
"Kapitalisasi pasar modal lebih besar, artinya peluang mendapat pendanaan jauh lebih besar dari Indonesia," tuturnya kepada Liputan6.com, Selasa (15/10/2019).
Tak hanya itu, menurutnya, dengan melantai di bursa saham luar, secara tidak langsung akan menaikan citra atau pamor decacorn RI di kancah internasional.
"Kan investor yang berasal dari banyak negara, sehingga branding decacorn bisa menjadi brand internasional, ada kenaikan brand value," ujarnya.
Senada, Ekonom Centre of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah berujar, dengan dana yang lebih besar, decacorn anak bangsa dapat melakukan ekspansi yang lebih masif.
"Bagi decacorn listing di luar negeri itu bisa berarti harapan untuk mendapatkan suntikan dana yang lebih besar. Dengan dana yang didapatkan lebih besar decacorn tersebut bisa lebih ekspansif tidak hanya menjadi perusahaan nasional tetapi perusahaan skala global," kata dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Daftar Unicorn dan Decacorn Indonesia
Asal tahu saja, menurut data The Global Unicorn Club versi CB Insigths, berikut daftar unicorn dan decacorn yang dimiliki Indonesia:
1. Gojek, valuasi USD 10 miliar
2. Tokopedia, valuasi USD 7 miliar
3. Traveloka, valuasi USD 2 miliar
4. Bukalapak, valuasi USD 1 miliar
5. Ovo, valuasi USD 2,9 miliar
Advertisement