Liputan6.com, Jakarta - Maskapai penerbangan pelat merah PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) mengandangkan satu unit pesawatnya yang berjenis Boeing 737-800 seri Nex Generation (NG) karena mengalami keretakan.
VP Corporate Secretary Garuda Indonesia Ikhsan Rosan mengatakan pihaknya telah melaporkan hal ini ke pihak Boeing dan Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) Kementerian Perhubungan.
Baca Juga
"Dari 3 pesawat Garuda yang sudah mencapai 30 ribu cycles (siklus terbang), kami temukan satu yang retak. Langsung kami grounded," tuturnya kepada Liputan6.com, Selasa (15/10/2019).
Advertisement
Sementara itu, Corporate Communications Strategic Lion Air Danang Mandala menegaskan dari pihaknya belum ada yang terindikasi mengalami keretakan.
"Saat ini umur pesawat Lion Air pada 25.000 flight cycle data atau masih di bawah 30.000," ujarnya.
"Untuk pemeriksaan, perawatan akan terus dilakukan sesuai airworthines directive (AD) atau perintah dari lembaga berwenang seperti FAA, EASA atau DKPPU yang harus dikerjakan secara mutlak jika pesawat udara terdaftar dalam AD tersebut, dengan interval tertentu guna menjaga kelaikudaraan," tambah dia.
Sebelumnya, Boeing Co menemukan ada 38 retakan struktural pada pesawatnya berjenis 737-NG di seluruh dunia.
Temuan ini membuat Federal Aviation Administration (FAA) Amerika Serikat meminta perusahaan maskapai penerbangan yang mengoperasikan 737-NG memeriksa seluruh kondisi pesawatnya.
Adapun FAA mencatat ada 165 dari 200 Boeing 737 NG yang terhitung sudah tua mengalami retakan struktural. Sejumlah kecil pesawat yang berbasis di Amerika Serikat dan telah berhenti beroperasi sementara. Boeing tengah mempersiapkan instruksi untuk perbaikan dan pergantian bagian-bagian yang rusak.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Ada Retakan, Kemenhub Periksa Seluruh Pesawat Boeing 737 NG
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan menginspeksi seluruh pesawat B737NG (Boeing 737 New Generation). Pemeriksaan ini dilakukan karena ada laporan dari Federal Aviation Administration (FAA) yang menemukan retakan di badan pesawat jenis tersebut.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Polana B Pramesti menjelaskan, laporan FAA tersebut, yakni perihal kondisi yang berpotensi membahayakan keselamatan Unsafe Condition di mana AD ini dipicu oleh laporan retak yang ditemukan pada “frame fitting outboard chords and failsafe straps adjacent to the stringer S-18A straps” atau semacam rangka yang membentuk badan pesawat.
Hal itu dapat mengakibatkan kegagalan Principal Structural Element (PSE) untuk mempertahankan batas beban.
“Kondisi ini dapat mempengaruhi integritas struktural pesawat dan mengakibatkan hilangnya kontrol pesawat,” ujar Polana dikutip dari Antara, Selasa (15/10/2019).
Informasi ini diterima oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara melalui laporan FAA CANIC (Continued Airworthiness Notification to the International Community) kepada seluruh Otoritas Penerbangan Sipil dunia (CAA), pada 27 September 2019, yang menyebutkan bahwa seluruh pesawat B737NG disarankan untuk diperiksa guna mengetahui tingkat kerusakan yang terjadi pada setiap pesawat B737NG.
Polana telah memerintahkan kepada Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) untuk melakukan tindak lanjut terhadap surat pemberitahuan yang dikeluarkan oleh FAA melalui CANIC tersebut.
“Kemenhub sangat mengutamakan keselamatan, oleh karena itu, Ditjen Hubud akan dan terus berupaya penuh untuk memastikan keselamatan dari setiap pesawat yang beroperasi di Indonesia. Kami akan melakukan inspeksi lebih lanjut untuk memastikan tingkat kerusakan dari pesawat produksi Boeing, khususnya B737NG,” jelas Polana.
Advertisement
Ada Retakan, Boeing Inspeksi Seluruh Pesawat 737 NG di Dunia
Sebelumnya, Boeing kembali mendapat masalah. Setelah beberapa waktu lalu terjadi masalah keselamatan dengan pesawat 737 Max, kini salah satu perusahaan pembuat pesawat terbesar di dunia ini kembali menemukan adanya masalah struktural di 737 NG atau Next Generation.
Dikutip dari CNN, Sabtu (12/10/2019), ditemukan retakan struktural pada pesawat Boeing 737 NG. Retakan ditemukan dalam inspeksi yang dilakukan oleh Federal Aviation Administration (FAA) pekan lalu.
Menurut Boeing, pada hari Rabu kemarin ada 810 pesawat yang diinspeksi, dan 38 pesawat membutuhkan perbaikan. Itu kira-kira 5 persen dari pesawat yang diperiksa.
Ada sekitar 6.800 pesawat jenis Boeing 737 NG yang sudah beroperasi di seluruh dunia. Tidak jelas berapa banyak yang membutuhkan inspeksi segera.
Dikutip dari Reuters, Southwest Airlines dan Brazil’s Gol Linhas Aereas telah mengistirahatkan setidaknya 13 pesawat Boeing 737 NG setelah regulator Amerika Serikat (AS) memerintahkan adanya inspeksi.
Begitu pula dengan Sriwijaya Air yang juga telah melakukan grounded terhadap 2 pesawat Boeing 737 NG pada Jumat 11 Oktober 2019.