Liputan6.com, Jakarta - PT Merpati Nusantara Airlines menyampaikan bahwa belitan utang yang saat ini ditanggung pihaknya telah berkurang dari Rp 10,95 triliun menjadi Rp 6 triliun.
"Posisi utang kita sekitar Rp 6 triliun," ujar Direktur Utama PT Merpati Nusantara Airlines Asep Ekanugraha pasca acara Sinergi BUMN dalam Kerja Sama Restrukturisasi Bisnis Merpati Nusantara Airlines di Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (16/10/2019).
Asep mengatakan, total utang yang dibebankan pada Merpati bisa berkurang lantaran pihak pengadilan telah menghapuskan bunga utang sebesar Rp 4,4 triliun.
Advertisement
"Pengadilan PKPU (Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang) berhasil menghapuskan bunga. Itu sendiri Rp 4,4 triliun," jelas dia.
Baca Juga
Sebagai informasi, Merpati mulai berhenti beroperasi pada 1 Februari 2014 lantaran didera masalah utang dan keuangan. Pada November 2018, Merpati kemudian berdamai dengan para krediturnya.
Majelis Hakim Pengadilan Negeri Surabaya lantas mengabulkan permohonan PKPU yang diajukan Merpati. Saat itu, utang beserta bunga yang harus ditanggung maskapai mencapai Rp 10,95 triliun.
Utang tersebut terdiri dari tagihan utang prioritas Rp 1,09 triliun. Lalu tagihan utang konkuren atau tanpa jaminan sebesar Rp 5,99 triliun. Sedangkan tagihan beberapa pihak mencapai Rp 3,87 triliun.
Lebih lanjut, Asep menyatakan, nominal utang yang telah dikurangi bunga tersebut masih belum menyentuh perhitungan lainnya. Sehingga ia optimis keuangan Merpati ke depan dapat semakin baik.
"Itu belum menyentuh bisnis, belum menyentuh structuring komposisi saham pasca homologasi. Kalau episode itu tersentuh, Insya Allah buku (keuangan) Merpati makin baik lagi," tandasnya.
Â
Â
Â
Â
* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp10 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS
Garuda Indonesia Pinjamkan 8 Pesawat ke Merpati
Garuda Indonesia Group akan meminjamkan total 8 pesawat pada 2020 kepada Merpati Nusantara Airlines untuk menjalankan bisnis kargo di Papua. Ini merupakan hasil kesepakatan kerjasama strategis mendukung komitmen restrukturisasi bisnis Merpati yang turut diikuti oleh 9 BUMN lainnya.
Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Askhara mengatakan, pihaknya akan bantu Merpati secara operasional dengan meminjamkan pesawat untuk urusan bisnis kargo saja.
BACA JUGA
"Kami fokus membantu Merpati hanya di kargo dulu. Maintanance facility dan training centre semua dikelola oleh Garuda," ungkap dia di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (16/10/2019).
Dia kemudian menjelaskan teknis kerjasama, dimana saat ini Garuda Indonesia Group siap memberikan 5 armadanya untuk diberikan pada Merpati. Dimana 3 diantaranya merupakan pesawat eksisting kargo milik Garuda, sementara 2 lainnya adalah pesawat konversi dari anak usaha Citilink Indonesia.
"Pesawatnya dari kita semua. Saat ini ada 3 armada eksisting kargo, 2 konversi dari Citilink yang tadinya stand by dengan kapasitas 12 ton. Di Juni 2020 kita ada (pesawat tambahan jenis) 738 dan 1330. Jadi total 8 frontier untuk angkut kargo BUMN ini dalam kerjasama Merpati tahun 2020," tuturnya.
Advertisement