Liputan6.com, Jakarta - PT Perusahaan Gas Negara (PGN) menyatakan, kebutuhan gas bumi Jawa Timur belum terpenuhi. Hal ini disebabkan kebutuhan gas terus meningkat dengan bertambahnya konsumen.
Petugas Harian Division Head Corporate Communication PGN Krisdyan Widagdo Adhi mengatakan, dari total kebutuhan gas saat ini 170 juta kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/mmscfd), pasokan yang dapat dialirkan PGN hanya 140 mmscfd.
"Ini (permintaan) masih bisa banget naik. Apalagi kami sudah sinergi dengan Pertagas (PT Pertamina Gas)," kata Widagdo, dalam kunjungan ke Offtake Station Kalisogo, Sidoarjo, Jumat (18/10/2019).
Advertisement
Baca Juga
Menurut Widagdo, kebutuhan gas Jawa Timur akan terpenuhi dengan mengandalkan pasokan dari Terminal gas alam cair (Liquified Natural Gas /LNG) Teluk Lamong yang saat ini masih dalam pembangunan.
Untuk tahap awal, LNG ini beroperasi berkapasitas 40 BBTUD pada tahun depan. Kemudian kapasitas akan meningkat menjadi 180 MMscfd setelah beroperasi penuh pada 2023 mendatang.
"Termina LNG solusi menjawab kekurangan pasokan gas di Jawa Timur, melaui terminal LNG bisa mengkoneksikan ke Jawa Tengah, agar reabilitas pasokan tidak hanya dari sumur eksisting, tapi ulitiisasi gas LNG dari berbagai pasokan," tuturnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Rinciannya
Asset Reability Distribution Area Pasuruan PGN Dwi Handoko Sandhi mengungkapkan, pasokan gas di Jawa Timur berasal dari lima produsen gas.
Rincinya, PT Kangean Energi Indonesia Terang Sirasun Batur, Ophir Indonesia, Husky CNOOC Madura Limited, PT Lapindo Brantas, dan PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore.
Selanjutnya, pasokan gas ini didistribusikan melalui Stasiun Penerima Gas Kalisogo, Semare, Waru, Tandes, dan Gresik. Gas dikirimkan pelanggan gas di Jawa Timur terdiri dari 556 pelanggan industri, 122 pelanggan komersil, dan 65.032 pelanggan rumah tangga.
"Offtake station gas ini untuk menurunkan pressure gas dari 170 bar menjadi 20-22 bar," tandasnya.
Advertisement
PGN Selesaikan 8.150 Sambungan Jargas Rumah Tangga di Probolinggo dan Pasuruan
Direktorat Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meresmikan jaringan gas rumah tangga (jargas) di Pasuruan di Probolinggo, Rabu (16/10/2019). Totalnya ada 8.150 sambungan rumah tangga sesuai penugasan Pemerintah melalui Kementerian ESDM ke PT Pertamina (Persero) melalui sub-holding gas PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk.
Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto menjelaskan, jargas di Probolinggo dan Pasuruan terbagi menjadi 11 sektor, dengan perincian di Kabupaten Probolinggo sebanyak lima sektor sementara sisanya di Pasuruan.
Sementara untuk memenuhi kebutuhan 8.150 sambungan rumah tangga itu, dialokasikan sebesar 0,2 MMSCFD yang bersumber dari Husky CNOOC Madura LTd.
"Kami berterima kasih atas dukungan Pemda Kabupaten Probolinggo dan Pasuruan, sehingga pembangunan jargas berjalan lancar, bahkan lebih cepat dari jadwal," jelas dia.
Dukungan pemda sangat penting karena berdasarkan pengalaman selama ini, terdapat beberapa kendala non-teknis yang berpotensi menghambat pembangunan jargas seperti perizinan, maupun permasalahan sosial yang terjadi pada saat pelaksanaan pembangunan.
"Diharapkan pemda lainnya juga memberikan dukungan serupa, sehingga masyarakat dapat lebih cepat menikmati gas bumi yang bersih dan murah," ungkap Djoko.
“Tahun ini, pemerintah menggunakan dana APBN membangun 74.307 jargas yang tersebar di 16 lokasi mulai dari Aceh di ujung Sumatera hingga Wajo di Sulawesi,” tambah dia.