Liputan6.com, Jakarta - Pengamat BUMN Toto Pranoto menilai kinerja Kementerian BUMN sudah cukup baik, terlepas dari segala kontroversinya. Meski demikian, KBUMN tetap harus memperbaiki dan mengubah orientasi kebijakan.
"Selama ini, peran BUMN karya sangat dominan dalam fokus pembangunan infrastruktur karena sesuai dengan target pembangunan pemerintah secara keseluruhan," ujar Toto kepada Liputan6.com, Sabtu (19/10/2019).
Advertisement
Baca Juga
Oleh karena itu, ke depannya, ada beberapa catatan yang harus menjadi perhatian KBUMN. Pertama, meningkatkan daya saing.
Toto menilai, saat ini BUMN harus bisa mulai berkiprah di pasar internasional, namun tetap berperan di pasar domestik.
"Sudah ada rintisan BUMN yang go international seperi Semen Indonesia, WIKA, INKA, Biofarma. Jumlahnya harus diperbanyak dengan kualitas proyek yang semakin bagus," tuturnya.
Kedua, fokus terhadap rencana membuat superholding BUMN. Hal ini juga merupakan bagian untuk meningkatkan daya saing BUMN, karena dengan langkah konsolidasi dalam beberapa sectoral holding BUMN, diharapkan akan terjadi proses value creation sehingga nilai holding menjadi lebih tinggi dibandingkan masing-masing BUMN berdiri sendiri.
"Ini seperti Temasek di Singapura atau Khazanah di Malaysia. Peran superholding dapat menggantikan model birokrasi KBUMN saat ini," ungkapnya.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Memperbaiki Tata Kelola
Ketiga, memperbaiki tata kelola BUMN dengan prinsip Good Corporate Governance (GCG). Selain membentuk BUMN yang lebih sehat, penerapan GCG bisa meredam praktik korupsi di kalangan pejabat BUMN.
"Tunjuk dekom (dewan komisaris) yang punya kompetensi di bidang pengawasan dan memiliki waktu yang cukup (untuk mengawasi), demikian pula koordinasi oleh KBUMN sendiri harus lebih efektif," ujar Toto.
Dengan demikian, diharapkan BUMN Indonesia nantinya menjadi institusi bisnis yang kompetitif, berdaya saing global namun sekaligus tetap mampu menjalankan fungsi sebagai agent of development di negara sendiri.
Advertisement