Sukses

Intip Kinerja Kementerian Perhubungan 5 Tahun Terakhir

Kepemimpinan Menteri Budi Karya Sumadi (BKS), sektor infrastruktur dan konektivitas dinilai bergerak cukup baik.

Liputan6.com, Jakarta - Joko Widodo (Jokowi) dan Ma'aruf Amin akan resmi dilantik sebagai presiden dan wakil presiden Republik Indonesia periode 2019-2024 pada hari ini. Selain menjadi tanda dimulainya kerja Presiden Jokowi untuk kedua kalinya, pelantikan tersebut juga sekaligus menutup buku kinerja pemerintahannya di periode pertama.

Seluruh lini tak luput dari catatan keberhasilan maupun kegagalan, termasuk Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Di bawah kepemimpinan Menteri Budi Karya Sumadi (BKS), sektor infrastruktur dan konektivitas dinilai bergerak cukup baik dan manfaatnya terasa langsung oleh masyarakat.

Sebut saja pembangunan MRT, LRT (di bidang perkeretaapian) hingga perbaikan kualitas bandara besar dan peresmian bandara baru terutama di daerah kecil. Hal ini diamini oleh pengamat penerbangan Arista Atmadjati.

"Ya, yang baik, beberapa pembangunan dan upgrade bandara-bandara besar dan kecil mulai menggairahkan traffic maskapai, misalnya upgrading bandara di Bener Meriah (Bandara Rembele), Aceh, kemudian Wamena, Kertajati, pembangunan runway ke-3 di Soetta," tuturnya saat dihubungi Liputan6.com, Minggu (20/10/2019).

Selain itu, menurut Arista, pembangunan bandara kecil di Sukabumi, Kediri dan berkembangnya sekolah-sekolah pilot di Banyuwangi, Cirebon, Cilacap, Lombok, Bangka dan Biak juga merupakan sebuah prestasi.

Pengamat transportasi Djoko Setijowarno juga menilai, perbaikan kualitas KRL dan hadirnya kereta bandara dapat dirasakan manfaatnya secara nyata oleh masyarakat. Sehingga, urusan konektivitas khususnya di Jakarta dan sekitarnya sudah terbilang cukup baik.

Namun, titik lemah Kemenhub terletak pada masalah tiket pesawat yang sempat naik beberapa waktu lalu, terutama untuk penerbangan domestik. Kenaikan ini membuat jumlah penumpang bis hingga 10 persen. Bahkan, pemerintah sampai menghimbau maskapai untuk menurunkan harga.

"Pak Menteri seperti bimbang, bingung mengatur tarif penerbangan domestik padahal sudah bagus ada tarif batas atas dan batas bawah," ungkap Arista.

* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Terlalu Fokus pada Transportasi Online

Menteri Perhubungan juga dinilai terlalu fokus pada masalah transportasi online, meskipun bukan ranah utamanya.

"Padahal sebenarnya transportasi online itu bukan ranahnya Kementerian Perhubungan semata. Itu sebenarnya ranah besarnya Kementerian Kominfo," ujar Djoko.

Untuk selanjutnya, Arista berharap menteri yang akan datang dapat mengatur harga tiket dengan baik dengan strategi tertentu, seperti memperhatikan keselamatan, servis dan insentif-insentif tax import yang diminta maskapai.

Di sisi lain, menurut Djoko, fokus menteri selanjutnya harus bisa mengembangkan angkutan umum dan angkutan sungai di daerah-daerah.

"Angkutan sungai itu penting sekali, urusan ASDP (Angkutan Sungai, Danau dan Penyebrangan) itu luas sekali, seluruh Indonesia," tutup Djoko.