Sukses

Sebagai Pengusaha, Ini Harapan Gibran dan Kaesang ke Jokowi

Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep menyampaikan ekspektasi positif terhadap perekonomian Jokowi jilid II.

Liputan6.com, Jakarta - Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep menyampaikan ekspektasi positif terhadap perekonomian Jokowi jilid II. Dua pengusaha kuliner berharap segi perdagangan Indonesia akan lebih baik.

"Semoga lebih baik," ujar Gibran pada Minggu (20/10/2019) di Gedung DPR, Jakarta.

Ketika ditanya sisi apa yang lebih baik, Gibran berharap hal itu mencakup regulasi, perizinan, terutama yang mencakup sektor Usaha Menengah, Kecil, dan Mikro (UMKM)

"Semua yang mendukung UMKM, semoga lebih baik," singkat Gibran.

 

Dalam kesempatan sama, ia juga menegaskan akan berpolitik lewat PDI-P ketimbang masuk politik jalur independen.

Tak jauh di belakang Gibran, ada adiknya yaitu Kaesang yang sempat disorot karena gaya rambut barunya. Ketika ditanya apa harapannya sebagai pengusaha, bos SangPisang itu juga optimistis.

"(Ingin) yang terbaik," ujarnya.

Menko Kemaritiman Luhut Pandjaitan pun juga muncul ketika pelantikan selesai. Ketika ditanya ekspektasinya mengenai ekonomi, Luhut dengan lantang menyebut, "Bagus!"

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Jokowi: Indonesia punya Potensi Besar Keluar dari Jebakan Kelas Menengah

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan Indonesia memiliki potensi yang besar untuk keluar dari jebakan negara dengan penghasilan menengah atau middle income trap. 

Hal tersebut diungkapkan Jokowi dalam pidato pelantikan Presiden dan Wakil Presiden periode 2019-2024 di Gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta.

"Potensi kita untuk keluar dari jebakan negara berpenghasilan menengah sangat besar," ujar dia, Minggu (20/10/2019).

Menurut Jokowi, saat ini Indonesia tengah berada di puncak bonus demografi, di mana penduduk usia produktif jauh lebih tinggi dibandingkan usia tidak produktif.

"Ini adalah tantangan besar dan sekaligus juga sebuah kesempatan besar," kata dia.

Jokowi menyatakan, bonus demografi akan menjadi masalah besar jika Indonesia tidak mampu menyediakan kesempatan kerja. Namun akan menjadi kesempatan besar jika mampu membangun SDM yang unggul.

"Dengan didukung oleh ekosistem politik yang kondusif dandengan ekosistem ekonomi yang kondusif," tandas dia.