Liputan6.com, Jakarta - PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) bersama dengan PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau Indonesia Tourism Development Coporation (ITDC), PT Hutama Karya (Persero) dan Pemprov Lampung akan mengembangkan proyek kawasan terintegrasi pariwisata di wilayah Bakauheni, Lampung Selatan.
Hal ini ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) 'Pembangunan Kawasan Terintegrasi Pariwisata di Wilayah Bakauheni, Lampung Selatan' antara Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Ira Puspadewi dengan Gubernur Provinsi Lampung, Arinal Djunaidi; Direktur Utama Hutama Karya, Bintang Perbowo dan Direktur Utama ITDC, Abdulbar M. Mansoer di Ruang Rapat Utama Kantor Gubernur Lampung, akhir pekan kemarin.
Advertisement
Baca Juga
Dirut ASDP mengatakan, pengembangan kawasan Bakauheni akan mendukung program pemerintah menjadikan sektor pariwisata sebagai salah satu penggerak utama perekonomian di masa depan.
"Kami optimis dapat menjadikan Bakauheni bukan hanya sebagai tempat penyeberangan, namun juga lokasi wisata baru yang favorit bagi wisatawan," ujar dia adlam keterangannya, Senin (21/10/2019).
Bakauheni merupakan wilayah potensial sebagai kawasan pariwisata mengingat Lampung Selatan memiliki potensi wisata yang sangat besar melalui kekayaan alam yang indah, banyak lokasi pantai yang menarik, konservasi, hingga Menara Siger. Sehingga bisa menjadi alternatif wisata baru selain Bandung dan Puncak di Jawa Barat.
Sebagai referensi kota yang memiliki kawasan terintergrasi pariwisata antara lainwilayah Nusa Dua, Bali yang dikelola ITDC memiliki jumlah pengunjunga 1,3 juta orang per tahun, dimana 1 juta-nya adalah turis asing.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tingkatkan Kunjungan Wisman
Lalu, di Kota Orlando, Amerika Serikat yang menghadirkan taman hiburan Walt Disney World menjadi salah satu destinasi unggulan dunia dengan kunjungan 60 juta turis per tahun, dimana persentase terbesar berasal dari turis lokal, dan lebih dari 10 persen merupakan pengunjung dari luar negeri.
"Di Provinsi Lampung sendiri terdapat 8,29 juta penduduk. Dengan adanya pengembangan kawasan terintegrasi pariwisata ini dan potensi pergerakan masyarakat yang menyeberang Merak-Bakauheni hingga 5 juta orang per tahun, kami berharap Bakauheni dapat menjadi alternatif wisata baru dan menjadikan pembangunan daerah yang berkelanjutan untuk kesejahteraan bersama," kata Ira Puspadewi.
Apalagi, ASDP telah menghadirkan Terminal Eksekutif Anjungan Agung juga bakal mendukung rencana pengembangan kawasan terintegrasi pariwisata Bakauheni. Terminal eksekutif baru ASDP di Pelabuhan Bakauheni itu telah dilengkapi kawasan komersial seperti mal dengan desain interior yang megah dan modern.
Gubernur Lampung Arinal Djunaidi mengungkapkan bahwa dengan terbukanya konektivitas melalui pembangunan Jalan Tol Sumatera dapat membuka peluang investasi di kawasan-kawasan pusat pertumbuhan ekonomi baru, baik di sektor industri maupun pariwisata.
"Kawasan Terintegrasi Pariwisata yang akan dikembangkan ini dapat menjadi salah satu Destinasi Wisata utama di Indonesia, mampu menarik kunjungan wisatawan, baik turis asing maupun lokal, serta menyerap tenaga kerja lokal dan memberdayakan ekonomi masyarakat Lampung untuk mewujudkan Rakyat Lampung Berjaya," ujarnya.
Advertisement
Konsep Unik
Kawasan terintegrasi pariwisata di Bakauheni, Lampung mengusung konsep Bakauheni Harbour City dimana area pembangunan terletak sebelum gerbang masuk tol Bakauheni Selatan. Pihak ITDC akan bertindak sebagai pengelolanya selak BUMN pengembang dan pengelola kawasan pariwisata yang telah sukses mengembangkan Nusa Dua, Bali dan Mandalika, NTB.
Selain itu, pengembangan juga akan dilakukan di atas lahan milik PT Hutama Karya (Persero) dan Pemprov Lampung. Dengan demikian, total kawasan terintegrasi pariwisata Bakauheni nantinya akan mencapai areal seluas 173,9 ha.
Ira menambahkan, keterlibatan Hutama Karya dalam proyek tersebut juga akan membuat pengembangan kawasan pariwisata terpadu di Bakauheni menjadi makin strategis mengingat BUMN tersebut telah membangun Jalan Tol Trans-Sumatera yang membuat perjalanan darat Lampung-Sumatera Selatan bisa ditempuh hanya dalam waktu empat jam.