Sukses

Profil Airlangga Hartarto, Menko Perekonomian Kabinet Indonesia Maju

Airlangga Hartarto dua hari sebelumnya diundang ke istana. Ia kini menjadi Menko Perekonomian.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Jokowi memilih Airlangga Hartarto menjadi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dalam Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024.

Airlangga menjadi Menteri Perindustrian di periode pertama Jokowi pada tahun 2016 usai reshufflet pada bulan Juli. Airlangga menjadi Menperin sebagai pengganti politikus Partai Hanura Saleh Husin.

Latar belakang Airlangga tercatat cocok dengan dunia perindustrian di Revolusi Industri 4.0. Ia lulus jurusan Teknik Mesin di Universitas Gadjah Mada kemudian lanjut studi di Australia, yakni Master of Business Administration (MBA) dari Monash University (1997) dan Master of Management Technology (MMT) dari The University of Melbourne.

Orang tua dari Airlangga Hartarto juga merupakan Menteri Perindustrian, yakni Ir. Hartarto, dan menjabat di era Presiden Soeharto dan B.J. Habibie.

Setahun sejak Airlangga dipilih menjadi Menperin, karier politiknya menjadi sorotan karena ia terpilih sebagai Ketua Umum Partai Golkar menggantikan Setya Novanto yang terjerat kasus korupsi. Namun, Presiden Joko Widodo mengizinkan Airlangga merangkat jabatan sebagai menteri dan ketum.

Semasa menjabat, Airlangga Hartarto fokus kepada klasterisasi industri, dunia otomotif, dan tentunya digitalisasi industri. Ia pun menghimbau agar dunia industri dan tenaga kerja di Indonesia tak takut dengan perkembangan teknologi.

"Apakah teknologi digital mengurangi lapangan kerja? Jawabannya terbalik, justru ini menciptakan lapangan kerja. Di balik robot ada manusia, dibalik platform e-Commerce ada call center, ada software programmer, ada customer service, dan banyak hal, sehingga totally create job," ujar Airlangga Hartarto di acara Inspirato Liputan6.com.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Sudah Mencatat Arahan Jokowi

Airlangga Hartarto angkat bicara soal bergabungnya Kementerian Perdagangan dan Perindustrian, serta potensinya menjadi menteri. Ketua Umum Partai Golkar itu menyerahkannya ke Presiden Joko Widodo.

"Diserahkan saja kepada beliau," ucap Airlangga pada Minggu 20 Oktober 2019 di Gedung DPR, Jakarta.

Sentimen yang sama pun Airlangga Hartarto ucapkan perihal penggabungan Kemendag dan Kemenperin. Meski belum resmi menjadi menteri, Airlangga ternyata sudah mencatat permintaan Jokowi dalam pidatonya.

Menurut sang Menteri Perindustrian, visi dan ekspektasi Jokowi bisa direalisasikan dengan koordinasi partai politik yang baik.

"Kita tentu mencatat 5 arahan Pak Presiden, kemudian untuk mendorong, inovasi kemudian reform birokrasi juga transformasi ekonomi. Itu tentunya PR yang harus dilakukan dan didukung oleh seluruh partai politik," kata Airlangga.

Untuk praktiknya, Airlangga Hartarto belum mau menjelaskan detail. Ini terutama terkait sektor manufaktur Indonesia yang sedang lesu.

"Nanti kita terjemahkan nanti saja, kita tunggu," ucapnya.

3 dari 3 halaman

Akan Diumumkan Hari Rabu

Ketika ditanya di Istana, Airlangga Hartarto tak menjawab dengan tegas apakah akan kembali akan menduduki jabatan yang sama di Kabinet Kerja jilid II. Dia malah meminta publik menunggu hingga Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengumumkan susunan kabinetnya.

"Insyaalah, nanti akan diumumkan hari Rabu besok," ujar Airlangga di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (21/10/2019).

Sebelumnya, Airlangga menempati pos Menteri Perindustrian di Kabinet Kerja periode 2014-2019. Sementara untuk kabinet mendatang, dia mengaku tak tahu jumlah kader Golkar yang akan jadi menteri.

"Yang jelas, sebelumnya Golkar kan sudah menyatakan siap mendukung Presiden Jokow dan Wapres Ma'ruf Amin sampai 2024. Soal kader Golkar, ada yang dipanggil (Presiden) ada yang tidak. Jadi kita tunggu saja sampai pengumuman," tegas dia.

Ketika ditanyakan bagaimana komposisi kabinet nantinya serta pos yang akan diisi kader Partai Golkar, lagi-lagi Airlangga mengelak. Menurut dia, akan lebih baik jika menunggu apa yang akan menjadi keputusan presiden.

"Saya kira kita serahkan semuanya kepada Bapak Presiden," ujar dia.