Sukses

Panel Surya Indonesia Tembus Pasar AS

Saat ini JSKY telah mengantongi permintaan ekspor untuk proyek penyediaan modul surya, dengan total kapasitas produksi mencapai 130 Megawatt.

Liputan6.com, Jakarta - PT Sky Energy Indonesia, Tbk (JSKY) terus tingkatkan produksi modul surya miliknya untuk penuhi permintaan ekspor ke pasar internasional yang semakin meningkat.

Head of International Sales Department JSKY Carolus Boromeus menuturkan bahwa saat ini JSKY telah mengantongi permintaan ekspor untuk proyek penyediaan modul surya, dengan total kapasitas produksi mencapai 130 Megawatt.

Permintaan ekspor ini, menurut dia, berasal dari pelanggan lama JSKY dan beberapa permintaan baru yang diperoleh JSKY dalam ajang Solar Power International Exhibition 2019 di Negeri Paman Sam, beberapa pekan lalu.

“Permintaan 130 Megawatt akan kami produksi secara bertahap, tahun ini JSKY produksi 30 Megawatt dulu. Sisa 100 Megawatt akan diproduksi di tahun 2020, sebagian besar untuk diekspor ke beberapa perusahaan di Amerika,” ungkap Carolus dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (22/10/2019).

Dia memaparkan, dari total permintaan sebesar 130 Megawatt, 50 persen permintaan untuk produk J-Leaf dan J-Feather, 30 persen untuk modul surya kecil berkapasitas dibawah 200 watt, serta 20 persen untukmodul surya fleksibel.

Sebagai informasi, kapasitas produksi JSKY untuk pasar ekspor hingga akhir 2019, diperkirakan mencapai 48 Megawatt, atau meningkat hampir dua kali, dari 2018 dengan kapasitas produksi sebesar 25 Megawatt.

Jika terealisasi maka pendapatan ekspor JSKY di 2019 pundi proyeksikan akan mencapai Rp 260 miliar, atau meningkat dua kali lipat dari 2018 dengan pendapatan ekspor sebesar Rp 130 miliar.

Direktur Utama PT Sky Energy Indonesia, Tbk (JSKY), Jackson Tandiono, baru-baru ini di Jakarta, menyampaikan bahwa JSKY tetap berkomitmen untuk menyediakan kebutuhan modul surya bagipasar domestik, meski permintaan pasar ekspor tinggi.

“Untuk tahun 2020, total target pendapatan JSKY dari pasar ekspor dandomestik diproyeksikan mencapai sekitar 1 triliun Rupiah,” pungkas Jackson.

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Pakai Panel Surya, Biaya Operasional Tol akan Lebih Murah

Perkembangan teknologi semakin lama semakin mempermudah dan mempermurah biaya operasional di berbagai sektor, salah satunya infrastruktur. Pemerintah kini sedang mengembangkan pengoperasian jalan tol dengan menggunakan listrik dari tenaya surya.

Direktur Utama Hutama Karya I Gusti Ngurah Putra mengatakan, pihaknya sedang melakukan uji coba pemakaian panel surya di jalan Tol Trans Sumatera ruas Bakauheni-Terbanggi Besar di Provinsi Lampung.

"Tol di Sumatera kan tidak seluruhnya ada jaringan listrik. Maka dari itu, kita akan cari tahu apakah panel surya bisa memenuhi kebutuhan, paling tidak di Gerbang Tol Bakauheni Selatan yang sedang kita uji coba ini," tuturnya di acara Peresmian jalan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar, Lampung pada Minggu (21/1/2018).

Dia mengatakan, penggunaan listrik tenaga surya tersebut akan membuat biaya operasional tol lebih efisien, dan juga lebih bersahabat dengan lingkungan.

"Penggunaan panel surya ini kalau kita hitung akan lebih efisien secara biaya operasional, dan go-green, jadinya alami," imbuh Putra.

Selain itu, lanjut dia, penerapan listrik tenaga surya juga sekaligus mengurangi beban PLN. Dengan ada ini, PLN bisa prioritas untuk melistriki wilayah lain.

"Teknologi kan semakin murah. Kalau bisa diputuskan seluruh tol gate bisa pakai panel surya, itu akan jauh lebih efisien," terang dia.