Liputan6.com, Jakarta - Susi Pudjiastuti tidak lagi menjabat sebagai menteri. Ia pun sudah memberi selamat kepada Edhy Prabowo yang menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan yang baru.
Susi berkata Edhy Prabowo sudah akrab dengan program-program KKP. Ia pun yakin kelautan dan perikanan Indonesia bisa terus jaya di bawah pimpinan Edhy yang notabene pernah mengurus perikanan di Komisi IV DPR.
Advertisement
Baca Juga
"Selamat atas dilantiknya Bapak Edhy Prabowo sebagai Menteri Kelautan & Perikanan RI. Pak Edhy sudah sudah mengenal KKP dengan semua Program & Perjuangannya. Saya yakin di bawah komando Pak Edhy Laut & Perikanan Indonesia akan semakin berdaulat, berkelanjutan, dan berkesejahteraan," ujar Susi via Twitter pada Rabu (23/10/2019).
Masih via Twitter, mantan Menteri KKP Susi Pudjiastuti turut memberi selamat atas pelantikan kabinet Indonesia maju hari ini.
"Semoga Indonesia semakin maju, makmur, sejahtera di bawah kepemimpinan Bapak Joko Widodo & KH Ma'ruf Amin," ucap Susi.
Sebelumnya, Susi sudah berkemas dari rumah dinas menteri di kawasan Widya Chandra, Jakarta Selatan. Ia pun tak kunjung dipanggil ke Istana Merdeka ketika Presiden Jokowi memanggil para calon menteri.
Kepergian Susi Pudjiastuti juga menjadi bahan pembicaraan di media sosial karena warganet menuntut agar Susi lanjut menjadi menteri. Tagar "We Want Susi" sempat bergema pada malam H-1 pelantikan kabinet.
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Menteri Susi: Tak Terasa Selesai Sudah 5 Tahun Masa Kerja
 Susi Pudjiastuti mengenang aksi-aksinya dalam lima tahun terakhir pada sebuah video. Menteri Susi yang sering tampil garang melawan pencuri ikan tetap berusaha bersuka cita di depan para menteri-menteri Jokowi periode satu.Â
"Kabinet Kerja: bercanda, meledek satu sama lain. Bekerja. Akhirnya tak terasa selesai sudah 5 tahun masa kerja," ucap Susi dalam video di Instagram. Â
Menteri Susi Pudjiastuti tidak tampak datang ke Istana Merdeka pada hari Senin dan Selasa sebelum pelantikan. Pada siang itu, Presiden Jokowi mengundang beberapa sosok potensial untuk mengisi jabatan menteri.Â
Menteri Susi juga sudah beres-beres rumah dinasnya di kompleks Widya Chandra V nomor 26. Tak hanya Susi, menteri-menteri lain seperti Lukman Saifuddin dan Darmin Nasution juga sudah berkemas.
Sekadar informasi, Darmin disebut akan digantikan oleh Sri Mulyani sebagai Menko Perekonomian.Â
Semasa menjabat sebagai menteri, sosok Susi Pudjiastuti tak hanya popularitas di kalangan masyarakat, tetapi sudah mendunia. Ia pernah mengisi kuliah umum di Universitas Harvard mengenai perikanan.
Kinerja Susi Pudjiastuti pun diakui oleh negara maju seperti Norwegia, Malaysia, Jepang, bahkan Google. Yang tak kalah fenomenal, aktor Leonardo DiCaprio juga mengapresiasi aksi Susi melindungi laut.Â
"Beberapa waktu lalu, sekitar 10.000 kapal ikan secara ilegal masuk ke perairan Indonesia. Mereka mengambil ikan dan mendapatkan keuntungan, sementara itu nelayan lokal yang mengalami dampak buruknya. Tapi Menteri Susi melakukan usaha memberantas kegiatan ilegal itu dan memimpin era baru transparansi pengelolaan perikanan,"Â ujar Leonardo pada tahun 2017 lalu.
Advertisement
Susi Tak Pernah Mau Ubah Kebijakan Penenggelaman Kapal
Nampaknya, kebijakan penenggelaman kapal yang diinisiasi oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti tidak bisa digoyahkan begitu saja. Pasalnya, dirinya menilai kebijakan tersebut efektif memberi efek jera terhadap pelaku illegal, unreported and unregulated (IUU) fishing.
Ketika ditanya apakah melelang kapal tangkapan bisa jadi alternatif lain kebijakan, Susi dengan tegas menyatakan menenggalamkan adalah sikap terbaik yang harus diambil.
"Ya, sudah jelas tenggelamkan dong. Kalau dilelang, nanti ditangkap lagi. Kita berapa kali menangkap, sudah begitu dilelang, dibeli sama yang punya (kapal), lalu nangkap lagi. Memangnya kita kurang kerjaan," ujar Susi Pudjiastuti saat ditemui di Gedung Mina Bahari 4 Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Senin, 14 Oktober 2019.
Susi menjelaskan, kalau dilelang, kapal tersebut kemungkinan besar bisa dipakai untuk mencuri ikan lagi. Sehingga, jalan terbaiknya adalah dengan menenggelamkannya.
Namun dalam konteks tertentu, bisa saja kapal tersebut dijadikan monumen untuk pelatihan atau digunakan untuk hal lain selain dilelang.
"Ya, satu, dua kapal bisa, lah (dijadikan monumen), tidak ditenggelamkan. Tapi selebihnya ditenggelamkan," tutur Susi.
Sebagai informasi, Indonesia menunjukkan komitmennya dalam memusnahkan bentuk IUU fishing dengan mengadakan pertemuan dengan aparat hukum di seluruh dunia. Kali ini, KKP bersama INTERPOL kembali menggelar Regional Investigative and Analytical Case Meeting (RIACM) di Jakarta. Susi bersama dengan perwakilan INTERPOL berdiskusi seputar perkembangan kasus kapal STS-50 dan MV Nika.