Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengaku sudah memiliki beberapa fokus pekerjaan jangka pendek di Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf yang baru. Salah satunya yakni menyelesaikan APBN di tahun buku 2019.
"Fokus di 2019 menyelesaikan APBN 2019 yang kita semua mungkin sudah menyampaikan di berbagai kesempatan," kata Sri Mulyani di Aula Mezzanine, Kemenkeu, Jakarta, Rabu (23/10).
Sri Mulyani mengatakan, dalam menyelesaikan APBN 2019 bukanlah perkara mudah. Dari sisi penerimaan telah mengalami perlambatan ekonomi global yang kemudian berimbas pada penerimaan kegiatan ekonomi dari dunia usaha.
Advertisement
Â
Baca Juga
"Itu terefleksikan dalam penerimaan perpajakan kita. Kita perlu menjaga itu tanpa menimbulkan tekanan yang makin memperburuk sektor usaha dan sektor ekonomi," jelas dia.
Selain fokus terhadap APBN 2019, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu juga akan fokus terhadap eksekusi belanja sampai akhir tahun tetap berjalan sesuai program dan prioritasnya. Utamanya pada kementerian lembaga yang mengalami perubahan atau nomenklatur.
"Ini tentu merupakan suatu tantangan bagaimana mengeksekusi di last mile dalam perjalanan 2019. Kita juga akan fokus tidak hanya belanja seperti yang disampaikan bapak presiden tapi fokus bagaimana deliverynya," ujarnya.
"Untuk 2020 juga kita akan terus finalkan UU yang sudah disepakati dalam bentuk Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). Karena ada perubahan nomenklatur kita berharap tidak terlalu lama dalam penyusunan DIPA sehingga bisa berjalan efektif," sambung Sri Mulyani.
Reporter:Â Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Profil Sri Mulyani, Cetak Hattrick Jadi Menteri Keuangan
Sri Mulyani terpilih lagi menjadi Menteri Keuangan (Menkeu) di Kabinet Indonesia Maju. Dengan hal ini, maka Sri Mulyani berhasil mencetak hattrick.
Sri Mulyani pertama kali ditunjuk untuk menjadi menteri keuangan pada tahun 2005 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Salah satu kebijakan pertamanya sebagai menteri keuangan ialah memecat petugas korup di lingkungan depertemen keuangan.
Dia berhasil meminimalisir korupsi dan memprakarsai reformasi dalam sistem pajak dan keuangan Indonesia, dan mendapat reputasi sebagai menteri yang berintegritas.
Selepas itu, Sri Mulyani menghabiskan waktunya menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia. Jabatan ini diembannya mulai 1 Juni 2010 hingga dia dipanggil kembali oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Kedua, Sri Mulyani ditunjuk Presiden Jokowi menjadi Menteri Keuangan pada Juli 2016 menggantikan Bambang Brodjonegoro.
Perjalanan Sri Mulyani hingga 2019 ini terbilang mulus. Berbagai kebijakan dalam mempertahankan pertumbuhan ekonomi Indoensia di atas 5 persen banyak diapresiasi.
Belum setahun menjabat, Sri Mulyani dinobatkan sebagai Menteri Keuangan Terbaik se-Asia 2017 oleh majalah Finance Asia yang berkedudukan di Hong Kong.
Pemberian penghargaan tersebut dinilai karena keberhasilannya mengurangi target defisit fiskal dari yang dikhawatirkan menembus angka 3 persen menjadi 2,5 persen dari PDB.
Dengan berbagai prestasinya ini, Jokowi kembali meminta Sri Mulyani menjadi Menteri Keuangan di Kabinet Indonesia Maju yang akan bekerja hingga 2024.
Tiba di Istana sekitar pukul 09.07 WIB mengenakan kemeja putih pada Selasa (22/10). Mantan Menteri Keuangan itu baru keluar dari istana sekitar pukul 10.25 WIB.
Ia menyatakan, diminta untuk kembali menjadi Menteri Keuangan. "Beliau menugaskan saya untuk tetap menjadi menteri keuangan," kata Sri di Istana, Selasa (22/10/2019).
Sri Muyani menyebut telah diizinkan Presiden Jokowi untuk menyampaikan posisinya pada media. "Diizinkan untuk sampaikan ke media," ucapnya.
Sebelumnya, Sri Mulyani mengaku ditelepon pihak Istana pada Senin, 21 Oktober 2019. "Dihubungi kemarin," ujar dia.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati merupakan perempuan kelahiran Tanjung Karang, Lampung, pada 26 Agustus 1962.
Dia pernah masuk dalam daftar 100 wanita berpengaruh di dunia versi majalah Forbes tahun 2016. Sri Mulyani menjadi satu-satunya wanita asal Indonesia dalam daftar.
Dalam daftar yang dirilis Forbes, Kamis, 9 Juli 2016, dia berada di peringkat ke-37 di daftar wanita paling berpengaruh di dunia.
Satu peringkat di atas Dirjen WHO Margaret Chan di posisi 38, dan di bawah Perdana Menteri Bangladesh Shikh Hasina Wajed.
Advertisement