Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) menyelesaikan pembangunan sejumlah infrastruktur kelistrikan di Kalimantan Barat, sehingga dapat menghemat karena menggantikan peran Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD).
General Manager PLN Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Barat (PLN UIP Kalbagbar) Rachmad Lubis mengatakan, sepanjang 2019 ada dua pembangkit listrik dan enam gardu induk (GI) di Kalimantan Barat yang rampung diselesaikan, sehingga kapasitas listrik terpasang bertambah 70 Mega Watt (MW) dan menambah GI sebesar 300 MVA.
"Kapasitas pembangkit 70 MW yang rampung diselesaikan tahun ini setidaknya dapat mengaliri listrik bagi 63.348 pelanggan rumah tangga dengan asumsi daya tersambung per pelanggan 1.300 VA," kata Rachmad di Jakarta, Jumat (25/10/2019).
Advertisement
Baca Juga
Adapun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang berhasil diselesaikan tahun ini adalah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Parit Baru Site Bengkayang berkapasitas 2x50 MW pada bulan Juli dan PLTU IPP Ketapang berkapasitas 2x6 MW pada Agustus lalu.
Sedangkan enam GI yang juga berhasil dirampungkan, yaitu GI Ketapang 60 MVA, GI Kota Baru Uprating 60 MVA, GI Mempawah Extention 60 MVA, GI Sintang 60 MVA, GI Sukadana 30 MVA, dan GI Kendawangan 30 MVA.
"Atas kehadiran PLTU, pembangkit diesel yang selama ini beroperasi, terutama mesin-mesin sewa, dapat dihentikan, sehingga dapat menekan biaya pokok produksi listrik di Kalbar," ujarnya.
Rachmad mengungkapkan, pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan di Kalbar cukup menantang. Medan di lapangan yang memiliki topografi beragam, seperti perbukitan, rawa, dan sungai-sungai menjadi tantangan tersendiri, terutama dalam pembangunan tower-tower Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT).
“Kami menargetkan SUTT 150 kV Tayan-Sanggau yang membentang sepanjang 73,2 kilometer dan Ketapang-Sukadana yang membentang sepanjang 73,5 kilometer juga dapat rampung di tahun ini,” pungkasnya.
* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
PLN: 10 Desa di Halmahera Timur Belum Punya Listrik
PT PLN (Persero) melaporkan saat ini masih ada 10 desa yang belum mendapat listrik di Kabupaten Halmahera Timur, Provinsi Maluku Utara. Sebelumnya, 13 desa telah mendapat pasokan listrik.
Manajer PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Sofifi Yusrizal mengatakan, untuk melistriki 13 desa, PLN membangun Jaringan Tegangan Menengah (JTM) sepanjang 88,6 kilometer sirkit (kms), Jaringan Tegangan Rendah (JTR) sepanjang 22,8 kms dan enam buah Trafo Distribusi kapasitas 25 kilo Volt Ampere (kVA).
"PLN juga membangun delapan buah Trafo Distribusi kapasitas 50 kVA dan lima buah Trafo Distribusi kapasitas 100 kVA," kata Sofifi, di Jakarta, Kamis (24/10/2019).
Untuk melistriki 13 desa tersebut, PLN mendapat bantuan dari Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Halmahera Timur. Bantuan tersebut dalam bentuk biaya pasang baru 1.327 pelanggan dengan total daya tersambung 1.201 kVA, bantuan penebangan pohon sepanjang 88,6 km dan juga pembebas lahan untuk PLTD Wasileo.
Adapun total 13 desa yang akhirnya mendapat pasokan listrik dari PLN, yaitu Desa Wasileo, Desa Dorosago, Desa Doromoi, dan Desa Sosolat di Kecamatan Maba Utara, Desa Maratana Jaya, Desa Tatangapu, Desa Miaf, dan Desa Dorolamo Jaya di Kecamatan Maba Tengah, serta Desa Iga, Desa Labi-Labi, Desa Dowongi Jaya, Desa Tatam, dan Desa Majiko Tongone di Kecamatan Wasile Utara.
Advertisement