Sukses

BPH Migas akan Bangun Pipa Trans Kalimantan

Berdasarkan Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2018-2027, diperkirakan bahwa Bumi Kalimantan akan mengalami surplus supply gas bumi.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menjamin warga negaranya mendapatkan akses energi, sehingga bagi warga masyarakat yang tidak mampu pemerintah memberikan subsidi. Pada tahun 2019 terdapat potensi over kuota BBM bersubsidi dari kuota yang telah ditetapkan pada APBN 2019.

Demikian hal itu dikatakan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) M Fanshurullah Asa, pada BPH Migas Goes To Campus BPH migas hadir untuk negeri di Universitas Tanjungpura, Pontianak, Jumat, 25 oktober 2019.

“Over kuota ini diakibatkan karena penyelewengan penggunaan BBM bersubsidi. Perencanaan pembangunan pipa Trans Kalimantan, hal ini akan sangat mendukung pembentukan Ibu Kota baru di Kalimantan,” kata M Fanshurullah Asa.

"BPH Migas diamanatkan oleh Bapak Presiden untuk mengawal pembangunan BBM Satu Harga pada daerah tertinggal, terluar, terdepan (3T). BPH Migas telah menyelesaikan tugas pembangunan 170 penyalur BBM Satu Harga diseluruh wilayah Indonesia pada bulan Oktober 2019 lebih cepat dari target bulan Desember 2019. Sesuai arahan Bapak Presiden, program BBM Satu Harga akan dilanjutkan dengan membangun 330 penyalur BBM satu Harga pada periode 2019-2024, sehingga diharapkan pada akhir tahun 2024 telah terbangun 500 penyalur BBM Satu Harga diseluruh Indonesia," jelas dia.

Dia juga menjelaskan, berdasarkan Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2018 – 2027, diperkirakan bahwa Bumi Kalimantan akan mengalami surplus supply gas bumi yang selama ini mayoritas pasokan diolah menjadi LNG Domestik dan komoditas ekspor, dan belum dimanfaatkan secara optimal bagi penggunaan industri, transportasi, rumah tangga dan pelanggan kecil.

Penetapan harga gas bumi melalui pipa, khususnya rumah tangga dan pelanggan kecil untuk pemakaian sendiri, harga gas bumi melalui pipa lebih murah dibanding harga jual pasaran gas LPG 3 kilogram (melon). Saat ini program tersebut baru meliputi +/- 45 wilayah Kabupaten/Kota.

“Dan BPH Migas akan terus meningkatkan perluasan pemanfaatan gas bumi, Pengawasan terhadap penggunaan BBM bersubsidi dari penyelewengan yang tidak bertanggung jawab,” kata M Fanshurullah Asa.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

BPH Migas Goes To Campus

Pada kesempatan itu juga, dia menyampaikan mengapa BPH Migas perlu melakukan kegiatan “BPH Migas Goes To Campus”. Ada sejumlah alasan yang melatarbelakangi kegiatan ini antara lain, kampus merupakan wadah para intelektual negeri ini berkumpul, baik lapisan mahasiswa, dosen, dan akademisi.

“Kampus dianggap sebagai Think Tank dilahirkannya perumusan kebijakan negara. Dari kampus juga lahir para pemimpin bangsa ini. Untuk itulah BPH Migas memandang hal ini menjadi strategis dan penting bahwa pelaksanaan tugas dan fungsi BPH Migas perlu dimulai dari kampus,” kata M Fanshurullah Asa.

Dia berkata, acara Goes To Campus ini dihadiri lebih 1000 mahasiswa dari 11 perguruan tinggi yang ada di Kalimantan Barat. “Ini merupakan acara yang pertama di Kalimantan dan juga acara yang paling banyak pesertanya. BPH Migas akan membangun pipa Trans Kalimantan. Mereka berharap Universitas Tanungpura bisa ikut serta melakukan kajian untuk program tersebut,” kata M Fanshurullah Asa.

Dia menjelaskan, BBM untuk industri yang sekarang ada di Kabupaten Landak, Ketapang tidak perlu lagi nanti menggunakan BBM, tetapi lebih baik menggunakan gas. Karena gas itu lebih murah.

“Gas yang berada di Bontang sekarang diekspor keluar negeri, seharusnya gas yang ada di Bontang ini lebih bisa diolah lagi dan dampaknya akan memajukan dari segi industri itu sendiri,” kata M Fanshurullah Asa.

Dia bilang, didasari dengan Nota Kesepahaman antara BPH Migas dengan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi tentang sosialisasi dibidang hilir minyak dan gas bumi, yang ditanda tangani di hadapan para Rektor se-Indonesia pada acara Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (HAKTEKNAS) tanggal 26 Agustus 2019 di Bali. (Aceng Mukaram)