Sukses

Deretan Kisah Kegagalan CEO Tokopedia William Tanuwijaya

William Tanuwijaya bersyukur karena memulai Tokopedia ketika ia masih muda.

Liputan6.com, Jakarta - Chief Executive Officer (CEO) Tokopedia William Tanuwijaya mengajak anak muda untuk tak takut gagal. William sendiri mengaku berpengalaman dalam menghadapi kegagalan ketika membangun Tokopedia dan kegagalan itu menjadi guru baginya.

"Tokopedia awalnya isinya gagal semua. Saya mencari modal dua tahun gagal semua. Saat nyari pegawai juga gagal. Saya berusaha membangun network juga gagal. Justru dari kegagalan itu saya belajar banyak," ujar William di acara Karya Nyata Untuk Indonesia, Selasa (29/10/2019) di Kementerian Keuangan, Jakarta.

Bagi anak muda, William mengajak mereka agar banyak-banyak gagal mumpung masih muda dan belum membangun keluarga. Bos Tokopedia pun percaya bahwa kegagalan bagaikan kuota yang bisa dihabiskan.

Kuota gagal itulah yang menurut William harus dihabiskan saat muda. William pun bersyukur karena memulai Tokopedia ketika ia muda. Waktu itu usia William masih pertengahan 20-an.

"Saya belajar (bahwa) kuota kegagalan bisa habis, jadi gagallah sebanyak banyaknya mumpung masih bisa," kata William.

Itu pun menjadi alasan Tokopedia memulai kampanye Mulai Aja Dulu, yakni supaya orang-orang berani mulai mengambil langkah pertama ketimbang takut gagal atau mencari alasan lain yang mengekang mereka.

"Setiap hari kita mudah sekali mencari 1001 alasan untuk tidak bisa. Cukup cari 1 alasan untuk bisa, maka kita pasti bisa," tutur William.

* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

2 dari 2 halaman

CEO Tokopedia: Kegigihan Jadi Kunci Utama Hadapi Tantangan Zaman

Semangat bambu runcing turut dipakai William Tanuwijaya untuk terus mengembangkan Tokopedia. Saat ini, Tokopedia mampu menjadi salah satu marketplace terbesar di Indonesia. 

William Tanuwijaya  yang merupakan pendiri dan Chief Executive Officer (CEO) Tokopedia ini mengatakan, bambu runcing adalah sebuah alat perang yang melambangkan semangat dan keberanian para pejuang kemerdekaan dahulu dalam melawan penjajahan. Ia pun mengadopsi semangat bambu runcing tersebut. 

Dia juga ikut menceritakan pengalamannya dalam membangun usaha bisnis digitalnya, yang di awal banyak menemui rintangan, seperti kesulitan dalam meyakinkan orang untuk dapat diajak bergabung. 

Dia lalu menguatkan diri dengan prinsip 'kegigihan'. "Teruslah bekerja keras demi menggapainya, dan konsisten. Jangan lupa juga untuk menginspirasi pihak lain jika mimpimu sudah terwujud," ujar William pada Entrepreneur Wanted di Gedung Sabuga Institut Teknologi Bandung, Senin (18/12/2017).

"Bermimpilah dengan mata terbuka. Jika kita memiliki rencana, jangan hanya dimimpikan saja, tapi juga harus dipikirkan rencana ke depannya," lanjut dia.

Perlahan, Tokopedia yang ia jalankan mulai dapat merangkak naik. Namun begitu, tantangan juga tidak berhenti untuk menghambat langkahnya.

William mengatakan, untuk mengembangkan usaha dan bersaing dengan para raksasa marketplace, Tokopedia masih memiliki tantangan besar. "Keterbatasan utama saya pada saat itu satu, bahasa Inggris." kata dia.

Hambatan tersebut lalu membuatnya belajar kepada para pengusaha dan pegiat marketplace dari Korea Selatan dan Jepang, yang mana Bahasa Inggris mereka juga tidak dapat dikatakan bagus. William terus tertantang untuk bisa mencapai keberhasilan seperti mereka.

Perjuangan William dapat dikatakan berbuah manis. Tokopedia kini tercatat dapat memasarkan sekitar 35 juta produk ke khalayak luas setiap bulannya.

Dia hingga kini terus mengembangkan usahanya demi mencapai tujuan selanjutnya: "pemerataan ekonomi secara digital".