Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan sebuah budaya baru di kementerian yang ia pimpin, yaitu makan siang dengan kenalan baru setiap hari. Sri Mulyani berkata ini diperlukan agar ada sinergi dan mencegah pegawai saling julid.
"Anda saya tahu ngumpulnya masih ramai-ramai sama satu sekolah, satu kampung, satu angkatan, even worse. Maka instruksi saya Anda makan siang harus sama teman yang berbeda setiap hari yang Anda tidak kenal. Saya akan minta Bu Irjen (Sumiyati) untuk mengawasi," ujar Sri Mulyani di perayaan Hari Oeang di Kementerian Keuangan, Selasa (29/10/2019).
Advertisement
Baca Juga
Sri Mulyani memperhatikan bahwa pegawai selalu beraktivitas dengan geng masing-masing, baik itu ketika beribadah hingga makan siang. Ketika saling bergerombol itulah Sri Mulyani mendeteksi bibit perpecahan.
"And then you are bergunjing. Iya, kan?" ucap Sri Mulyani yang disambut tawa keras audiens.
"Kalau ketawanya keras berarti benar. Dari bergunjing muncul kecurigaan," lanjut Menkeu.
Â
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Prasangka
Menurut Sri Mulyani, tindakan julid seperti itu selalu menyebarkan prasangka karena tidak saling kenal dan pergaulan yang eksklusif. Akibat rasa saling curiga, pegawai Kemenkeu saling terkotak-kotak dan itu dianggap sebagai bentuk perpecahan.
"Sehingga muncul kelompok Batak, oh ini kelompok Manado, ini Jawa, ini Bali, ini Islam, ini Islam yang begini, ini Islam yang begitu, and that is exactly Anda secara tidak sadar mulai memecah belah Republik Indonesia," tegas Sri Mulyani kepada audiens yang mulai hening karena menyimak.
Sri Mulyani menyebut imbauan ini dilaksanakan secara serius agar pegawai mulai membuka pergaulan. Kebijakan tak boleh makan siang ini adalah satu bentuk "reformasi lifestyle" yang dilakukan Sri Mulyani. Sebelumnya, ia sudah melarang pemakaian botol plastik di kalangan pegawai Kemenkeu.
Advertisement