Sukses

Di Awal Kerja, Mendag Agus akan Evaluasi Perjanjian Perdagangan

Beberapa perjanjian akan dipangkas termasuk perjanjian perdagangan internasional sawit.

Liputan6.com, Jakarta Seminggu usai dilantik, [Menteri Perdagangan]( 4096868 "") (Mendag) Agus Suparmanto, sibuk melakukan konsolidasi internal dan eksternal. Serta mengevaluasi perjanjian perdagangan yang menghambat ekspor Indonesia.

"(Seminggu jadi menteri?) Kita melakukan konsolidasi ke dalam supaya Kemendag bersinergi dengan kementerian lain," ujar Agus saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (30/10/2019).

Agus mengatakan, perbaikan harus ada agar ekspor Indonesia bisa melejit. Beberapa perjanjian akan dipangkas termasuk perjanjian perdagangan internasional sawit.

"Perbaikan harus ada, kita akan mengevaluasi dan menginventarisir mana perjanjian-perjanjian yang tidak menguntungkan ekspor sehingga akan kita revisi dan evaluasi, terutama perjanjian perdagangan internasional sawit," jelas dia.

"Sawit sangat potensial, tetapi sangat diskriminatif. Di sinilah gunanya untuk negosiasi kesempatan ke depan, terutama dalam acara roadshow dan trade show," sambung dia.

Dia menambahkan, Kementerian Perdagangan tidak bekerja sendiri dalam mendongkrak ekspor. Pihaknya akan bekerja sama dengan Kementerian Luar negeri agar semakin banyak pasar ekspor yang dapat dikuasai Indonesia.

"Perjanjian kita lihat dari waktu ke waktu, kita lihat negosiasinya. Kemenlu berdiplomasi dengan negara luar. Kita tidak sendirian sesuai arahan presiden, ini kerja tim. Dengan kementerian terkait kita akan bekerja tim," tandas Mendag.

 

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

2 dari 2 halaman

Perbaiki Neraca Dagang, Ekonom Ingatkan Mendag Tak Terjebak Proteksionisme

Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mendapat pekerjaan rumah (PR) warisan pendahulunya, yakni lemahnya ekspor yang membuat neraca perdagangan terus defisit. Masalah ekspor ini tentunya melemahkan mata uang rupiah dan menghambat pertumbuhan ekonomi.

Para pengusaha yang tergabung dari Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia berharap neraca dagang bisa surplus di era Mendag Agus. Tetapi, ekonom mengingatkan agar Mendag tak terjerumus proteksionisme.

"Tantangan ke depannya adalah bagaimana meningkatkan ekspor. Kalau dilihat dari CAD solusinya bukan menekan impor tetapi memajukan ekspor," ujar Ekonom Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisal kepada Liputan6.com seperti ditulis Selasa (29/10/2019).

"Kalau kita mengedepankan proteksionisme akan ada counter-policy dari negara tetangga," lanjutnya.

Menurut Fithra, sebanyak 90 persen impor selama ini untuk kepentingan industri, sehingga jika ditahan justru membuat ekspir tambah lemah.

 

Â