Liputan6.com, Jakarta - Masyarakat Energi Baru Terbarukan Indonesia (METI) ingin Pemerintahan Kabinet Indonesia Maju lebih agresif mendorong pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT). Hal ini agar Indonesia bisa seimbang dengan negara maju dalam mengunakan energi bersih.
Ketua Umum METI Surya Darma mengatakan,‎ menggunakan EBT menjadi sebuah keharusan karena sesuai dengan kondisi lingkungan. Saat ini negara maju pun sedang menggalakkan EBT sebagai sumber energi.
"Sebut saja China, sudah agresif ada menteri khusus menangani EBT, pengembangan EBT di China luar biasa berkembangnya sesuai masa kini," kata Surya, di Jakarta, Rabu (30/10/2019).
Advertisement
Baca Juga
Agar pemerintah lebih agresif mengembangkan EBT, METI pun menginginkan adanya Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) yang fokus dalam pengembangan energi baru terbarukan.
"Kami harap ada wamen untuk mengurusi EBT, karena EBT sebuah keharusan, karena negara maju sudah fokus mengembangkan EBT," ungkapnya.
Dia menyebut, negara berkembang yang fokus mengembangkan EBT adalah India. Untuk mengembangkan EBT lebih masif negara tersebut pun mengangkat menteri khusus yang menangani EBT.
"Di India juga agresif menujuk menteri khusus menangani EBT, dari sini kelihatan kemauan pembangunan energi baru terbarukan lebih baik," tandasnya.
* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Apindo Ajak Swedia Kembangkan Energi Terbarukan di Indonesia
Asosiasi Pengusaha Indonesia (A‎pindo) menjembati kerjasama pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) antara pengusaha Indoneia dan Swedia melalui forum energi.
Sekretris Jenderal Apindo Eddy Hussy mengatakan, Apindo selaku wadah bagi pengusaha membantu anggotanya mengembangkan bisnis dengan mencari mitra. Seperti menyelenggarakan forum energi yang mempertemukan dengan pengusaha Swedia untuk mengembangkan bisnis EBT.
"Contoh hari ini dengan Swedia Agency memanfaatkan peluang yang ada dengan memanfaatkan EBT," kata ‎Eddy, di Kantor Apindo, Jakarta, Selasa (8/10/2019).
Menurut Eddy, Swedia merupakan negara yang berpengalaman dalam menggunakan EBT. Dengan adanya forum tersebut diharapkan dapat terjalin kerjasama yang menghasilkan EBT dengan tekonologi maju dan harga yang murah.
Eddy melanjutkan, dengan adanya sinergi antara pengusaha Indonesia dan Swedia dapat mendukung pencapaian target pemerintah terkait penggunaan EBT‎ dalam porsi bauran energi sebear 23 persen pada 2025.
"Kita terus terang saja, kita yakin kita percaya bahwa berusaha terus membangun kerjasama dengan berbagai negara untuk mencapai target tersebut," tuturnya.
Advertisement