Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat selama Oktober 2019 lndeks Harga Perdagangan Besar (lHPB) umum nonmigas atau indeks harga grosir naik sebesar 0,02 persen, dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Kenaikan IHPB tertinggi terjadi pada sektor industri sebesar 0,28 persen.
Kepala BPS Suhariyanto merincikan, sektor industri sendiri memberikan andil dominan pada perubahan IHPB sebesar 0,14 persen dibadingkan dengan sektor lainnya. Sementara, tiga sektor lain, seperti pertanian hanya menyumbang andil negatif sebesar 0,09 persen, kelompok barang impor nonmigas 0,02 persen dan kelompok barang ekspor nonmigas negatif 0,05 persen.
Advertisement
Baca Juga
Torehan negatif tersebut tak luput dari penurunan yang terjadi pada masing-masing sektor tersebut. Di mana pada pertanian tercatat turun sebesar 0,47 persen, kelompok barang impor nonmigas naik hanya 0,14 persen dan barang ekspor nonmigas turun 0,32 perrsen
"Sementara itu sektor pertambangan dan penggalian tidak menyumbang andil siginifikan," ujar Suhariyanto di Kantornya, Jakarta, Jumat (1/11).
Sementara itu, IHPB bahan bangunan atau konstruksi pada Oktober 2019 secara umum mengalami kenaikan tipis sebesar 0,07 persen terhadap bulan sebelumnya. Seluruh kelompik jenis bangunan mengalami kenaikan diantaranya, kelompok bangunan lainnya mengalami kenaikan terbesar yaitu 0,14 persen.
Kemudian untuk bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal naik 0,06 persen, bangunan pekerjaan umum dan pertanian 0,13 persen, bangunan pekerjaan umum untuk jalan, jembatan, dan pelabuhan naik 0,09 persen, dan bangunan dan instansi listrik, gas, air minum, dan komunikasi 0,05 persen.
"Adapun kelompok bangunan yang mengalami kenaikan harga pada Oktober 2019 antara lain batako sebesae 0,48 persen, genteng dan atap lainnya 0,45 peesen, alat kontruksi 0,41 persen, semen 0,31 persen, serta cat dan cat dasar 0,31 persen," jelasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Indonesia-AS Kejar Target Tembus Nilai Perdagangan Rp 847,6 Triliun
Duta Besar RI untuk Amerika Serikat (AS), Mahendra Siregar, optimis bahwa peningkatan nilai perdagangan dua-arah Indonesia dengan Amerika Serikat akan menembus angka USD 60 miliar atau sekitar Rp 847,6 triliun dalam 5 tahun ke depan.
"Dengan strategi perdagangan ‘5-7-5', Indonesia akan mencapai target nilai perdagangan sebesar USD 60 miliar dengan Amerika Serikat," demikian disampaikan pada pembukaan Indonesia-USA Regional Discussion Forum di ICE BSD, Tangerang, pada 18 Oktober 2019, dikutip dari Kemlu.go.id, Minggu (20/10/2019).
Saat ini, nilai perdagangan antara Indonesia-Amerika Serikat mencapai USD 30 miliar. Banyak pengamat menilai nilai ini cukup moderat mengingat Amerika Serikat merupakan ekonomi terbesar di dunia dan Indonesia sebagai pemilik pasar terbesar di wilayah Asia Tenggara, dengan pertumbuhan ekonomi lebih dari 5% per tahunnya dalam 7 tahun terakhir.
Para panelis, terdiri dari Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), Direktur Eksekutif Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), serta Atase Pertanian Kedubes AS di Jakarta, menyampaikan berbagai peluang dan tantangan dalam mencapai target peningkatan perdagangan, dan sepakat bahwa Indonesia dalam posisi yang baik untuk memanfaatkan situasi perdagangan global untuk kepentingan nasional.Â
Advertisement