Liputan6.com, Washington, D.C. - Sindiran bahwa generasi milenial tidak punya uang sepertinya tidak akan bertahan lama. Gelar generasi terkaya pun akan segera diwarisi oleh milenial dari generasi pendahulu mereka seperti baby boomer.
Dilaporkan Fox Business, kekayaan itu juga akan diperoleh dari warisan. Orang tua para milenial di Amerika Serikat (AS) diprediksi akan mewariskan USD 68,5 triliun atau setara Rp 961 ribu triliun (USD 1 = 14.039).
Advertisement
Baca Juga
Firma konsultasi Cerulli Associates menyebut fenomena ini sebagai "transfer kekayaan besar" dalam 25 tahun ke depan. Warisan yang diterima milenial akan lebih besar dari warisan yang orang tua mereka dapatkan.
Berdasarkan kategori Pew Research, baby boomer adalah mereka yang lahir pada tahun 1946-1964, selanjutnya ada generasi X yang lahir pada tahun 1965-1980, kemudian milenial lahir pada tahun 1981-1996.
Saat ini, baby boomer merupakan generasi terkaya di AS dan mengantongi 70 persen pendapatan yang bisa dibelanjakan (disposable income) di AS.
Selain itu, jumlah milenial yang lebih sedikit ketimbang generasi pendahulu bisa membuat warisan lebih terkonsentrasi. Alhasil, milenial bisa menjadi generasi yang paling kaya raya.
"Warisan memiliki potensi menjadikan para milenial menjadi generasi yang paling kaya raya, meski awalnya keadaan finansial milenial lebih buruk ketimbang baby boomers yang mewarisi kekayaan," jelas Kim Orth, Penasihat Keuangan Ameriprise.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Bakal Lima Kali Lebih Kaya
Berdasarkan studi yang dirilis Coldwell Banker, pada tahun 2030 mendatang para milenial akan lima kali lebih kaya dari mereka saat ini. Bagaimana cara milenial menghabiskan kekayaan dan warisan mereka pun menjadi pertanyaan.
"Kemungkinan ada kecenderungan untuk mengandalkan warisan yang mereka ekspektasikan untuk kebutuhan pensiun mereka, sehingga memicu mereka untuk menghabiskan uang mereka sekarang untuk dinikmati dan kurang menabung untuk masa depan," ujar Ki Orth.
Advertisement
BEI Catat Investor Milenial Capai 60 Persen
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Inarno Djajadi mencatat adanya lonjakan pertumbuhan investor bagi generasi milenial. Saat ini investor saham generasi milenial bahkan tembus mencapai 60 persen dari total investor saham berada di BEI.
"Kini jumlah investor pasar modal telah mencapai 2 juta investor dan terus tumbuh dalam 5 tahun terakhir. Hal yang menarik, pertumbuhan jumlah investor millenial telah mencapai 60 persen," kata dia di Jakarta, Kamis, 31 Oktober 2019.
Di samping itu, jumlah perusahaan tercatat di BEI juga terus tumbuh. Sejauh ini sudah ada 656 perusahaan emiten yang tercatat di Bursa.
"Kami juga telah memfasilitasi 42 perusahaan untuk listing di BEI sejak awal tahun ini. Bahkan, saat ini ada 36 calon perusahaan yang akan melakukan penawaran umum perdana sampai akhir tahun 2019," ujarnya.Â
Sebelumnya, Direktur PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Syafruddin mencatat jumlah investor perorangan atau Single Investor Identification (SID) di pasar modal yang tercatat di mencapai 1,5 juta orang. Dari jumlah tersebut didominasi oleh investor anak muda atau kaum milenial.
Data menunjukkan untuk investor rentang usia 21-30 tahun sebanyak 34,08 persen, kedua usia 31-40 tahun sebanyak 25,64 persen, ketiga 41-50 tahun sebanyak 19,16 persen, usia 51-60 sebanyak 10,98 persen, usia 61-70 tahun sebanyak 4,23 persen dan usia di atas 70 tahun sebanyak 1,52 persen.
"Usia masih muda-muda. Kalau dari jenis kelamin juga terlihat pria masih lebih banyak mencapai 59,4 persen. Sisanya perempuan. Dari pendidikan juga terlihat lulusan S1 51 persen, minimal pendidikan SMA banyak juga sekitar 31 persen," kata Syafruddin di Solo, Jawa Tengah, ditulis Minggu (18/9).