Sukses

Jokowi dan Bos IMF Bahas Ekonomi Dunia yang Melambat

Managing Director IMF menilai jika melihat kondisi saat ini, situasi negara-negara di ASEAN cenderung lebih baik.

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Managing Director IMF Kristalina Georgieva bertemu di sela-sela KTT ke-35 ASEAN di Bangkok, Thailand pada Minggu, 3 November 2019. Keduanya saling bertukar pikiran mengenai masalah situasi ekonomi di global maupun di kawasan.

“Managing Director IMF menyampaikan bahwa ekonomi dunia mengalami slow down dan pertumbuhan mengalami pertumbuhan yang terendah dalam satu dekade, banyak sekali uncertainties,” kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi, seperti mengutip laman Sekretariat Kabinet, Senin (4/11/2019).

Managing Director IMF menilai jika melihat kondisi saat ini, situasi negara-negara di ASEAN cenderung lebih baik. “To be more exact, beliau mengatakan bahwa ekonomi ASEAN masih berada di bright spot in the world economy, bright spot-nya ada di ASEAN,” lanjut dia.

Pada pertemuan, Jokowi menyampaikan bahwa untuk lima tahun ke depan, prioritas yang akan dilakukan adalah pada human capital development, serta melanjutkan pembangunan.

Turut mendampingi Jokowi pada pertemuan, Menko Bidang Polhukam Mahfud MD, Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan Menteri Perdagangan Agus Suparmanto.

2 dari 2 halaman

Jokowi Ingin ASEAN Perkuat Kerja Sama Hadapi Kondisi Global

Para pemimpin negara-negara yang tergabung dalam Asscociation of South East Asian Nations (ASEAN) menyoroti situasi dunia saat ini yang diwarnai banyak ketidakpastian, hingga revisi pertumbuhan ekonomi.

Ini terungkap dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-35, di Bangkok, Thailand, Sabtu (2/11/2019).

“Oleh karena itu, rata-rata para pemimpin termasuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan bahwa menjadi lebih penting, apa artinya bagi ASEAN untuk memperkuat kerja sama,” kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengutip laman Sekretariat Kabinet, Minggu (3/11/2019).

Dia mengatakan, penguatan kerjasama itu  perlu karena para pemimpin ASEAN menyadari dibandingkan dengan kawasan lain, situasi Asia Tenggara masih lebih baik.

Ini dilihat dari sisi stabilitas politik maupun dari sisi pertumbuhan ekonomi yang masih di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia.

“Karena itu, rata-rata para pemimpin menyampaikan harapan ASEAN bahwa kita bisa akan menyelesaikan perundingan mengenai Kerjasama Ekonomi Komprehensi di kawasan Regional atau Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP),” lanjut Retno.

ASEAN memiliki harapan yang jelas united very clear dan jelas agar RCEP Ini dapat diselesaikan negosiasinya.