Sukses

Gerak Rupiah Dibayangi Imbal Hasil Obligasi AS

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.017 per dolar AS hingga 14.038 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan Selasa ini. Pergerakan nilai tukar rupiah pada hari ini dibayangi imbal hasil (yield) Amerika Serikat 

Mengutip Bloomberg, Selasa (5/11/2019), rupiah dibuka di angka 14.025 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.013 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.017 per dolar AS hingga 14.038 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah masih menguat 2.52 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah dipatok di angka 14.031 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 14.002 per dolar AS.

Pergerakan nilai tukar rupiah pada hari ini dibayangi imbal hasil (yield) Amerika Serikat yang cenderung meningkat.

"Dolar AS menguat seiring kenaikan tingkat imbal hasil obligasi Amerika Serikat," kata Kepala Riset Monex Investindo Future Ariston Tjendra dikutip dari Antara.

Ia mengemukakan kenaikan imbal hasil (yield) obligasi di AS menjadi sinyal bullish bagi dolar AS, karena yield yang tinggi ini akan membuat kupon di lelang obligasi berikutnya juga akan naik. Kondisi itu membuat permintaan dolar AS menjadi tinggi.

"Semakin tinggi yield obligasi, maka nilai tukar dolar AS cenderung semakin menguat. Sedangkan jika yield obligasi menurun, maka nilai tukar cenderung melemah," katanya.

Kendati demikian, menurut dia, rupiah masih akan cenderung stabil. Saat ini, jarak imbal hasil untuk obligasi AS dan Indonesia untuk tenor 10 tahun masih lebih dari 400 basis poin, sehingga masih atraktif.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Pertumbuhan Ekonomi

Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail menambahkan pelaku pasar hari ini akan mencermati data PDB Indonesia yang direncanakan akan diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

"Konsensus memproyeksikan PDB kuartal tiga 2019 tumbuh sebesar lima persen secara tahunan dan Menteri Keuangan Sri Mulyani memproyeksikan tumbuh sebesar 5,05 persen, angka yang sama dengan pertumbuhan PDB kuartal kedua lalu," katanya.