Liputan6.com, Jakarta - Pelaku usaha menyampaikan, bakal menahan menahan ekspansi bisnis. Ini sebagai imbas dari perlambatan ekonomi baik global maupun domestik.
"Kita sudah prediksi nih perekonomian akan stagnan. Apakah kita akan ekspansi, ya tidak. Ekspansi oh ini kalau meningkat kita akan ekspansi," kata Ketua Umum Kadin Indonesia, Rosan Roeslani, di Jakarta, Selasa (5/11).
Rosan menjelaskan, ekspansi bisnis berkaitan dengan prinsip supply and demand alias penawaran dan permintaan. Jika permintaan melambat, maka ekspansi cenderung akan ditahan.
Advertisement
Baca Juga
"Kalau dunia usaha itu apa sih (pertimbangan bisnisnya). Supply dan demand, begitu demand-nya lemah, kita akan ekspansi tidak?. Pasti kita akan menahan (ekspansi)," jelasnya.
"Begitu demand-nya tinggi apakah kita akan ekspansi, iya, gampang kok supply dan demand," lanjut Rosan.
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Kurtal III/2019 sebesar 5,02 persen (year on year/yoy). Angka ini lebih rendah dibandingkan realisasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2019 yang sebesar 5,05 persen yoy.
Angka ini juga lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi di kuartal III/2018 sebesar 5,17 persen yoy. Namun secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Indonesia dari kuartal I/2019 sampai dengan kuartal III/2019 mencapai 5,04 persen.
Reporter:Â Wilfridus Setu Embu
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Prediksi Sri Mulyani
Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan pertumbuhan ekonomi kuartal III 2019 pada 5 November mendatang. Pertumbuhan ekonomi sepanjang semester I tahun ini hanya mencapai 5,06 persen.
Menteri Keuangan Sri Mulyani memprediksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal III tahun ini sebesar 5,05 persen. Proyeksi tersebut dengan mempertimbangan seluruh komponen ekonomi makro.
"Meskipun kemarin sudah menunjukkan ada perbaikan jadi kami tetap optimis jadi kuartal III bisa di atas 5 persen. Mungkin seperti BKF sampaikan di 5,05 persen. Jadi mungkin kami tetap di situ," ujarnya di Gedung Kemenkeu, Jakarta, Jumat (1/11/2019).
Dalam menopang pertumbuhan ekonomi, Sri Mulyani berharap konsumsi bertahan di atas 5 persen. Meski demikian, investasi masih sedikit melambat dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Kita tetap berharap konsumsi bertahan di atas 5 persen. Meskipun investasi kita lihat mengalami sedikit perlambatan kita juga berharap terjaga di atas 5 persen utk investasi. Mungkin yang berat adalah eksternalnya, ekspor," jelasnya.
Terkait inflasi, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut memproyeksi, masih akan berada pada target yang telah ditetapkan pada awal tahun. Adapun inflasi tahun kalender dari Januari-Oktober 2019 sebesar 2,22 persen, sedangkan inflasi tahun ke tahun sebesar 3,13 persen.
"Masih ada dalam range. Saya rasa, baik dari BPS BI dan dari indikator semua cukup comfortable, semua kontributor terhadap inflasi sangat sesuai yang diperkirakan. Sehingga tidak surprise mengenai inflasi," tandasnya.
Reporter: Anggun P. Situmorang
Sumber: Merdeka.comÂ
Advertisement