Liputan6.com, Jakarta - Direktur Jenderal Perdagangan Kementerian Perdagangan Indrasari Wisnu Wardhana mengatakan, garam impor sudah masuk 2,2 juta ton ke dalam negeri. Jumlah tersebut merupakan bagian dari kuota impor garam tahun ini sebesar 2,7 gram.
"2,216 juta ton per Oktober," ujar Indrasari di Kantor Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (5/11).
Indrasari mengatakan, sejauh ini belum ada permintaan untuk menambah kuota impor garam. Selain itu dia menegaskan, kuota impor tahun ini tidak akan terealisasi seluruhnya apabila industri tidak membutuhkan.
Advertisement
Baca Juga
"Tergantung industrinya, mau direalisasi semuanya atau tidak. (Akan segera keluar?) Kan udah dikeluarkan dari kemarin-kemarin, tinggal realisasinya," jelasnya.
Sementara itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mengatakan, pihaknya belum melihat saat ini ada urgensi untuk menambah kuota impor. Impor garam bisa dilakukan apabila kebutuhan dalam negeri tidak mampu dipenuhi oleh petani garam.
"Pada akhirnya impor itu suatu keterpaksaan. Bukan suatu keharusan. Kalau dalam negeri ada tentunya tidak akan serapan. Kalau ada produksi dalam negeri kita, kita pakai yang didalam negeri," jelasnya.
Reporter: Anggun P. Situmorang
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Harga Anjlok, Menko Airlangga Instruksikan KKP Serap Garam Petani
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menggelar rapat koordinasi mengenai garam dan gula. Rapat tersebut dihadiri oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang dan Kepala Badan Pusat Statistik Suharianto.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo mengatakan Menko Airlangga meminta pihaknya untuk segara menyerap garam produksi rakyat. Hal tersebut penting dilakukan mengingat harga garam saat ini terjun bebas ke level terendah.
"Sekarang kita lihat harga garam di masyarakat sedang jatuh. Tadi Pak Menko menyampaikan untuk penyerapan segera dilakukan segera," ujar Menteri Edhy di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (5/11).
Menteri Edhy melanjutkan, selain masalah harga KKP juga tengah melakukan pembenahan tata lokasi produksi garam. Selama ini, produksi garam belum seluruhnya dicatatkan. Padahal data ini penting sebagai landasan pengambilan kebijakan.
"Tapi Kerja tanpa perencanaan juga tidak akan maksimal. Maka ini adalah awalan untuk melakukan perencanaan. Semoga kedepan tahun depan keburuhan garam nasional ketahuan berapa," jelasnya.
"Baru kemudian persiapan dalam negeri ada berapa terus kita sampaikan. Untuk per tahun ini sudah kita sampaikan semua. Nanti tinggal neraca garam kita seperti apa," sambungnya.
Dia menambahkan, sejauh ini data petani garam yang tercatat di kementerian tersebut adalah sekitar 19.000 orang dengan data lahan 27.000 hektare (ha). Pemerintah ke depan juga akan meningkatkan kualitas garam petani.
"KKP juga akan cari jalan keluar dan perindustrian dan perdagangan akan turun bareng. Di mana titik-titik sentral di garam. Petani garam kita kan besar. Ada 19.000 orang. Hampir ada 27.000 hektare. Garam rakyat ini akan kita tingkatkan," tandasnya.
Reporter: Anggun P. Situmorang
Sumber: Merdeka.com
Advertisement