Liputan6.com, Jakarta - Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja mengakui bahwa perkembangan teknologi saat ini berpengaruh besar terhadap pola perubahan yang terjadi di masyarakat. Hal ini tercermin dari perilaku masyarakat ketika ingin melakulan transaksi keuangan.
Dia menyebut transaksi yang dilakukan di ATM saat ini hanya sekitar 23 persen saja, sementara yang dilakukan di cabang BCA hanya mencapai 1,8 persen. Sementara 75 persen sisanya masyarakat sudah menggunakan mobile banking untuk melakukan transaksi keuangan.
Padahal jika berkaca pada 2007 lalu, masyarakat yang melakukan transaksi di ATM jumlahnya mencapai 71 persen. Sementara 17 persen dilakukan di beberapa cabang-cabang yang ada di BCA dan sisanya menggunakan mobile banking.
Advertisement
Baca Juga
"Begitu cepat perubahan sehingga sepertinya cabang tak begitu diperlukan lagi. Tetapi kalau dilihat berapa nilai transaksi di cabang ternyata 1,8 persen transkasinya nilainya meningkat. 5 tahun lalu apakah saya sudah tahu 2019 seperti ini perbankan? Jawaban saya tak terbayang. Akselerasi teknologi berkembang luar biasa," kata di Jakarta, Rabu (6/11).
Dia menambahkan, dengan perkembangan teknologi saat ini ke depan bukan tidak mungkin pola pengemis di lampu merah pun akan berubah.
"Ke depan yang akan datang bahkan di lampu merah pun pengemis tak lagi datang dengan topi, tapi dengan gadget. Itu akan terjadi yang paling drastis," tandasnya
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
BCA Raup Laba Rp 20,9 Triliun Selama 9 Bulan di 2019
PT Bank Central Asia Tbk (IDX: BBCA) dan para entitas anak perusahaan mencatatkan laba bersih sebesar Rp 20,9 triliun selama 9 bulan pertama 2019. Angka tersebut meningkat 13 persen dari periode yang sama pada tahun lalu atau year on year (yoy).
Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja menyebutkan pencapain tersebut didukung oleh kinerja operasional yang solid.
“Sejalan dengan pertumbuhan kredit BCA, pendapatan bunga bersih meningkat 12,2 persen YoY menjadi Rp 37,4 triliun. Pendapatan operasional lainnya naik 19,3 persen YoY menjadi Rp 15 triliun, didorong oleh peningkatan provisi dan komisi serta pendapatan transaksi perdagangan,” kata dia, dalam acara paparan kinerja di Hotel Indonesia, Jakarta, Senin (28/10/2019).
Adapun BCA mencatat pertumbuhan kredit di berbagai segmen, serta membukukan peningkatan dana CASA.
“Kepercayaan nasabah pada layanan keuangan BCA telah mendukung pencapaian kinerja bisnis BCA yang berkelanjutan. Bank terus menciptakan inovasi-inovasi untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang semakin berkembang,” ujarnya.
Total kredit meningkat 10,9 persen YoY menjadi Rp 585 triliun dan NPL tercatat pada level 1,6 persen di September 2019.
Pertumbuhan kredit terutama didukung oleh segmen bisnis, dimana kredit korporasi meningkat 16,5 persen YoY menjadi Rp 232 triliun dan kredit komersial & UKM tumbuh 10,5 persen YoY menjadi Rp 192,2 triliun.
“Sementara itu, kredit konsumer meningkat 4,1 persen YoY menjadi Rp156,3 triliun,” ujarnya.
Advertisement