Sukses

Harga Emas Tergelincir Kesepakatan Dagang AS-China

Harga emas telah turun hampir 6,2 persen sejak mencapai level tertinggi multi-tahun di USD 1.557 per ounce pada awal September.

Liputan6.com, Jakarta Harga emas tergelincir hingga 2 persen, masuk ke level terendah dalam lebih dari sebulan. Penurunan karena investor kembali tak melirik emas usai pejabat Amerika Serikat (AS) mengkonfirmasi bahwa Washington dan China sepakat untuk menarik kembali tarif sebagai bagian dari fase pertama dari kesepakatan perdagangan.

Melansir laman Reuters, Jumat (8/11/2019), harga emas turun 1,7 persen menjadi USD 1.465,78 per ons, setelah sebelumnya tergelincir 2 persen menjadi USD 1.460,75, terendah sejak 1 Oktober. Adapun harga emas berjangka AS ditutup turun 1,8 persen menjadi USD 1.466,4 per ounce.

"Optimisme berkaitan dengan perjanjian fase satu membuat permintaan safe-haven mulai mereda dan beberapa aksi ambil untung muncul di belakangnya," kata Suki Cooper, Analis logam mulia di Standard Chartered Bank.

"Selama seminggu terakhir, kami melihat sejumlah risiko yang mendukung pasar emas mulai mereda, seperti kekhawatiran di sekitar perdagangan, Brexit, dan kebijakan Federal Reserve ... Jadi, hampir merupakan respons tertunda dengan profit taking terwujud," tambah dia.

China dan Amerika Serikat sepakat untuk membatalkan, secara bertahap, tarif yang dikenakan selama perang dagang yang berlangsung berbulan-bulan, kata kementerian perdagangan Cina. Pejabat AS mengkonfirmasi hal yang sama di kemudian hari.

 

2 dari 2 halaman

Harga Logam Lainnya

Adapun hal lain yang membebani bullion, adalah imbal hasil 10-tahun Treasury AS yang naik ke tertinggi sejak 1 Agustus.

Harga emas telah turun hampir 6,2 persen sejak mencapai level tertinggi multi-tahun di USD 1.557 per ounce pada awal September.

Harga emas juga diperdagangkan di bawah sekitar USD 1.476 per ons untuk pertama kalinya sejak Mei.

"Emas dalam bahaya menembus di bawah kisaran kuncinya baru-baru ini karena optimisme perdagangan terus mendorong pergerakan kenaikan risiko global yang mendorong hasil obligasi global dan indeks utama naik tajam," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA .

Di antara logam mulia lainnya, harga perak merosot 3,2 persen menjadi USD 17,07 per ons, setelah menyentuh level terendah sejak 1 Oktober dan menembus rata-rata pergerakan 100 hari di sekitar US 17 untuk pertama kalinya sejak Juli.

Perak berada dalam perjalanan ke persentase penurunan satu hari terbesar sejak akhir September.

Adapun harga Platinum turun 1,9 persen menjadi USD 911,20 per ounce, sementara paladium naik 0,6 persen menjadi USD 1.803,46 per ounce.