Sukses

Cerai, Sriwijaya Air Tak Lagi Pekerjakan Karyawan Garuda Indonesia

Beberapa direksi Garuda Indonesia yang dipekerjakan di Sriwijaya Air telah habis masa tugasnya pada 31 Oktober 2019

Liputan6.com, Jakarta - Hubungan Sriwijaya Air dengan anak usaha Garuda Indonesia, Citilink Indonesia semakin di ujung tanduk. Dilaporkan, beberapa direksi Garuda Indonesia yang dipekerjakan di Sriwijaya Air telah habis masa tugasnya pada 31 Oktober 2019, kemarin.

Hal tersebut dikonfirmasi oleh VP Corporate Secretary Garuda Indonesia M Ikhsan Rosan. Dirinya membenarkan surat yang berisi pengembalian karyawan Garuda yang ditugaskan ke Sriwijaya Air telah diterima oleh pihak maskapai pelat merah tersebut.

"Sudah (diterima suratnya oleh Garuda Indonesia)," ujarnya singkat kepada Liputan6.com, Jumat (08/11/2019).

Ikhsan juga mengkonfirmasi bahwa tidak ada lagi karyawan Garuda yang bekerja di Sriwijaya.

Sebagai informasi, Sriwijaya Air tertanda mengeluarkan surat bernomor 018/EXT/DH/SJ/XI/2109 perihal Pengembalian Seluruh Karyawan Garuda Group Yang Ditempatkan dan atau Perbantuan di PT Sriwijaya Air Group.

Dalam surat tersebut, tertuang 11 nama direksi Vice President (VP) dan Senior Manager (SM) yang sudah tidak bekerja di Sriwijaya Air, terhitung dari tanggal 7 November 2019.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Lanjutkan Bisnis Sendiri, Sriwijaya Air Kembali Cerai dengan Garuda

Hubungan bisnis antara PT Sriwijaya Air (Sriwijaya) dan PT Citilink Indonesia kembali tidak akur karena adanya sejumlah masalah yang membuat keduanya memutuskan untuk tidak melanjutkan kerja sama operasi.

“Kami merujuk pada status terkini kerja sama manajemen antara Sriwijaya dan Citilink, anak usaha Garuda Indonesia. Karena ada sejumlah masalah di mana kedua pihak belum bisa diselesaikan. Dengan berat hati, kami menginformasikan bahwa Sriwijaya melanjutkan bisnisnya sendiri,” kata Direktur Teknik dan Layanan Garuda Iwan Joeniarto dikutip dari Antara, Kamis (7/11/2019).

Dengan demikian, lanjut Iwan, Sriwijaya Air tidak lagi menjadi anggota Garuda Indonesia Group dan hubungan dengan Sriwijaya Group akan kembali berdasarkan business to business (B to B).

Sebelumnya, Garuda Indonesia Group dan Sriwijaya Air Group menjalin kerja sama operasi seiring dengan kondisi keuangan perusahaan maskapai nasional swasta itu yang tidak mendukung.

Dalam prosesnya, pada September hubungan bisnis itu mengalami guncangan yang menyebabkan susunan direksi Sriwijaya dirombak dan mengundurkan diri.

Namun, akhirnya keduanya kembali rujuk dengan alasan mempertimbangkan tiga hal, yakni mengedepankan keselamatan mempertimbangkan kepentingan pelanggan dan menyelamatkan aset negara.