Sukses

Telan Rp 800 Miliar, Sukabumi Bakal Punya Terminal Bus Mewah

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan mengubah terminal bus K.H.A Sanusi Sukabumi menjadi terminal terpadu

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Prasarana Transportasi Darat Risal Wasal menyatakan, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan mengubah terminal bus K.H.A Sanusi Sukabumi menjadi terminal terpadu TOD (transit oriented development).

Dirinya mengungkapkan, revitalisasi terminal tersebut akan menelan dana sekitar Rp 800 miliar.

"Nanti terminal Sukabumi akan diubah jadi modern, nanti ada hotel di situ, mall, perkantoran," ujarnya di Gedung Kementerian Perhubungan, Jumat (08/11/2019).

Lebih lanjut, Risal menyebutkan investor pengembangan terminal ini adalah perusahaan swasta asal Batam dan punya terminal yang pengelolaannya sama di Singapura. Namun, dirinya tidak bisa menyebutkan identitas jelasnya.

Kerjasama ini akan dilakukan dalam skema kerja sama pemanfaatan (KSP) dengan konsesi selama 30 tahun.

Saat masa konsensi pengelolaan habis, lanjut Risal, seluruh fasilitas barang milik negara (BMN) tersebut dikembalikan ke pemerintah.

Konsep TOD memang sedang gencar diterapkan dalam pengembangan bandara dan terminal. Alasannya, hal tersebut akan menarik orang untuk datang meramaikan bandara atau terminal, karena di sana tersedia banyak kegiatan lain yang bisa dilakukan.

"Nanti akan dibangun perkantoran, mall, hotel, sehingga akan jadi captive market di sana," ujar Risal.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Terminal Bus akan Disulap Jadi Modern, Mal hingga Hotel bakal Tersedia

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan mengubah terminal bus yang selama ini dikenal sepi dan kumuh menjadi lebih modern dengan beragam fasilitas modern.

Direktur Prasarana Transportasi Darat Risal Wasal menyatakan, terminal nantinya akan menjadi captive market, di mana pengunjung yang datang tidak hanya transit dan naik bus saja.

"Selama ini kan orang malas ke terminal, ada apa di terminal?. Makanya akan diubah di sana dibangun perkantoran, mall, hotel jadi nanti yang datang mau kerja, ke mall, dan lainnya," ujar Risal di Kantor Kementerian Perhubungan di Jakarta, Jumat (08/11/2019).

Awalnya, keberadaan terminal memang sedikit tertinggal karena kalah bersaing dengan kendaraan ojek online. Namun, pembangunan tol yang jor-joran saat ini dinilai membangkitkan kembali gairah transportasi darat termasuk bus.

Risal menjelaskan, untuk mendukung hal tersebut, akses publik menuju terminal juga harus diperbaiki. Ini bisa diwujudkan dengan koordinasi pemerintah daerah untuk tata kelola ulang sistem transportasi wilayah.

Selain itu, agen-agen tiket nanti akan dilatih di bidang hospitality-nya, seperti menerima dan mengantarkan penumpang, menjelaskan tata tertib dan lainnya.

"Seperti pramugari jadinya. Jadi penumpang merasa dilayani. Kami sudah coba di Solo dan Cirebon untuk melatih agen ini," tutur Risal.