Liputan6.com, Jakarta - Dua minggu sebelum Presiden Joko Widodo menyindir impor cangkul dan pacul yang masuk ke Indonesia, Kementerian Perdagangan ternyata sudah melakukan penyisiran pada gudang-gudang impor. Kemendag pun dikejutkan dengan banyak perkakas yang diduga ilegal.
Pihak Kemendag mengaku tidak pernah memberikan izin untuk impor pacul yang sudah jadi. Impor terkait perkakas yang diizinkan hanya yang setengah jadi sesuai Permendag Nomor 30 tahun 2018 tentang impor perkakas tangan.
"Dan kita selama tahun 2019 ini hanya satu kali mengeluarkan impor bahan baku untuk perkakas tanga. Jadi masih bentuk lembaran, elum diruncingkan dan belum ada ujungnya, dan belum dicat, belum diberi merek, masih bentuk lembaran plat baja," ujar Dirjen Perdagangan Luar Negeri Indrasari Wisnu Wardana," pada jumpa pers bersama Menteri dan Wakil Menteri Perdagangan, Jumat (8/11/2019) di Kementerian Perdagangan, Jakarta.
Advertisement
Â
Baca Juga
Ia menegaskan pihaknya tak pernah memberi izin impor untuk pacul jadi. Apabila ada impor pacul jadi maka itu adalah bentuk pelanggaran.
Dalam kesempatan sama, Dirjen Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga mengaku dua minggu lalu telah melakukan pengamanan cangkul dan sekop ilegal. Ditemukan ribuan ton perkakas impor ilegal di gudang-gudang wilayah Tangerang dan Surabaya.
Kemendag pun terkejut dengan kehadiran perkakas sebanyak itu mengingat mereka juga tidak pernah memberikan izin impor perkakas jadi. Kebanyakan cangkul itu berasal dari China.
"Izin impor untuk perkakas tangan itu baru satu kali dikeluarkan. Itu pun bukan dalam bentuk jadi. Nah, yang kami temukan ini sudah bentuk dalam jadi. Itu patut diduga ilegal," ujar Dirjen Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Veri Anggriono Sutiarto.
Veri berkata masih melakukan invetarisir. Apabila barang-barang itu terbukti ilegal, maka izin-izin usaha pihak pengimpor akan dicabut oleh Kemendag.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Jokowi Sayangkan Pacul Masih Impor Luar Negeri
Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP) memprioritaskan industri dalam negeri daripada barang impor dalam proses produksi. Jokowi pun heran barang-barang yang mampu diproduksi oleh industri kecil dalam negeri, namun justru malah diimpor.
"Misalnya urusan pacul, cangkul, masak masih impor. Apakah tidak bisa didesain industri UKM kita, kamu buat pacul. Tahun depan saya beli. Ini puluhan ribu, ratusan ribu cangkul yang dibutuhkan masih impor," ucap Jokowi dalam pembukaan Rakornas LKPP di JCC Senayan Jakarta, Rabu (6/11/2019).
Jokowi mengatakan bahwa cangkul hanya salah satu barang yang sebenarnya bisa diproduksi, tapi sayangnya malah diimpor. Menurut dia, masih banyak ribuan barang lagi yang juga diimpor.
"Barang lain masih ribuan. Enak banget itu negara yang di mana barang itu kita impor. Kita ini masih defisit transaksi berjalan, defisit neraca perdagangan, masih impor. impor itu enak karena harganya lebih murah," jelasnya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengakui bahwa harga barang-barang impor ada yang lebih murah. Namun, apabila pemerintah masih terus menerus impor, ruang untuk menciptakan lapangan kerja akan hilang.
Advertisement