Sukses

Cara Menteri Edhy Ciptakan SDM Sektor Kelautan dan Perikanan yang Handal

Menteri Edhy berpendapat bahwa sektor budidaya ikan hias juga belum tergarap secara optimal.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menghadiri dialog dan focus group discussion (FGD) bersama Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP) di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Kegiatan tersebut digelar Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) dengan mengusung tema ‘P2MKP Berinovasi untuk SDM Unggul, Indonesia Maju’.

Tak hanya dihadiri Menteri, kegiatan dialog dan FGD tersebut turut dihadiri sederet pejabat Eselon I KKP di antaranya Sekretaris Jenderal Nilanto Perbowo, Kepala BRSDM Sjarief Widjaja, Direktur Jenderal (Dirjen) Perikanan Tangkap M. Zulficar Mochtar, Dirjen Perikanan Budidaya Slamet Soebjakto, Dirjen Pengelolaan Ruang Laut Brahmantya Satyamurti Poerwadi, dan Kepala Badan Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Rina.

Kegiatan ini mengusung semangat mewujudkan visi misi Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin, yaitu mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong.

Kepala BRSDM Sjarief Widjaja dalam sambutannya menyebut, P2MKP ini beranggotakan para pelaku usaha baik secara individu atau kelompok yang sukses yang kemudian dengan sukarela membagi ilmu dan pengalaman bagi masyarakat yang membutuhkan. Aksi ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas manusia Indonesia menjadi SDM unggul dan maju. Lebih jauh diharapkan terjadi peningkatan struktur ekonomi yang produktif, mandiri, dan berdaya saing.

“Tugas pemerintah salah satunya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Maka kami menitipkan peran pelatihan ini bukan hanya diselenggarakan oleh pemerintah tetapi juga dilakukan para pelaku usaha yang berhasil untuk mengangkat tingkat keterampilan, keahlian para pelaku usaha yang lain,” tuturnya dikutip dari keterangan tertulis, Minggu (10/11/2019).

“Guna mendorong pertumbuhan produksi untuk ketahanan pangan Indonesia sekaligus juga membuka lapangan kerja maka kami berinisiatif untuk menggerakkan program-program pelatihan bagi seluruh masyarakat kelautan dan perikanan,” lanjutnya.

Peningkatan kualitas SDM ini menurut Sjarief sangat krusial mengingat Indonesia telah meratifikasi The International Convention on Standards of Training, Certification and Watchkeeping for Seafarers (STCW), di mana kapten, perwira, dan petugas penjaga di atas kapal harus memiliki sertifikat kompetensi. “Kita memberikan kesempatan kepada tenaga kerja kita untuk memiliki sertifikasi kompetensi,” tutupnya.

Sementara itu, Ketua Forkomnas P2MKP Deni Rusmawan menyebut, kegiatan pelatihan dan sertifikasi P2MKP merupakan bentuk dukungan pengembangan SDM kompeten bidang kelautan dan perikanan. Para Instruktur dan pengelola P2MKP telah dilatih metode belajar dan mengajar.

Menurutnya, pelatihan tak hanya diberikan kepada para pelaku usaha atau masyarakat umum yang ingin atau baru merintis usaha kelautan dan perikanan, melainkan juga kepada generasi muda sebagai bentuk pendidikan dini. “Kita mengenalkan dunia usaha perikanan kepada para pelajar dan siswa baik itu di tingkat SD, SMP, SMA, sampai ke perguruan tinggi,” ucapnya.

 

2 dari 3 halaman

Fokus

Sementara itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menyambut baik adanya pelatihan ini. “Saya sangat gembira dan senang ada inisiatif dari para stakeholder baik itu yang sudah besar maupun yang masih belajar untuk besar. Saya tahu tidak mudah untuk membangkitkan feedback. Tapi kalau saya lihat hari ini di depan mata saya, ada gerakan dua arah. Mungkin awalnya diinisiasi oleh KKP, tapi sekarang tanpa perintah saudara sudah membentuk forum yang sangat baik ini,” pujinya.

Menteri Edhy juga mengingatkan agar P2MKP tidak hanya fokus memberikan pelatihan dan pembinaan terkait usaha yang berhubungan dengan perikanan. Ada hal lain selain ikan yang menurutnya merupakan sumber daya besar dan belum terkelola dengan baik.

“Ada ruangan-ruangan yang sebenarnya adalah sumber daya yang belum terolah. Salah satunya wisata bahari. Jadi jangan latah tentang ikan,” tegasnya.

“Begitu juga dengan mengelola kolam pemancingan. Jangan hanya fokus pada penyediaan pakan pembesaran ikannya. Kita bisa mengembangkan misalnya sambil memancing ada kuliner ikannya,” lanjutnya.

Menteri Edhy berpendapat bahwa sektor budidaya ikan hias juga belum tergarap secara optimal. Meskipun saat ini perdagangan ikan hias Indonesia belum bertumbuh luar biasa, namun ia meyakini bidang usaha ini akan terus berkembang. Menteri Edhy mencontohkan pertumbuhan jumlah pedagang ikan hias di pasar ikan hias Soreang, Kabupaten Bandung. Sekitar 10-5 tahun yang lalu jumlahnya masih sekitar 1-5 pedagang, saat ini sudah bertumbuh pesat.

“Kalau bisa jangan berhenti. Hal seperti ini (dialog dan FGD bersama pelaku usaha) harus ada yang lebih besar lagi. Jadi ada tempat pelatihan, tempat interaksi untuk mengukur kekuatan sumber daya alam kita dan sumber daya manusia kita,” pintanya.

Tak kalah penting, dalam kesempatan tersebut Menteri Edhy juga berdiskusi dengan berbagai pelaku usaha sektor kelautan dan perikanan seperti pelaku usaha perikanan tangkap, pembudidaya, petambak garam, penggiat wisata bahari, pelaku usaha kuliner, pengrajin handicraft, dan sebagainya. Menteri Edhy menanyakan potensi usaha, kendala yang dihadapi, serta harapan mereka terhadap pemerintah.

 

3 dari 3 halaman

Melayani

Salah satu masukan yang didapat misalnya mengenai perizinan kapal. Menurut Menteri Edhy, ke depan pemerintah akan jemput bola dalam sistem perizinan karena menurutnya tugas pemerintah adalah melayani, bukan dilayani.

Tak hanya kemudahan perizinan, KKP juga akan membantu kemudahan stakeholder kelautan dan perikanan terhadap akses permodalan. Akses permodalan ini tersedia melalui Badan Layanan Umum Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (BLU LPMUKP) yang menawarkan pinjaman dengan bunga yang jauh lebih kecil dibandingkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) biasa.

Sebelum mengakhiri diskusi, Menteri Edhy menegaskan kembali agar pelatihan dan pembinaan seperti yang dilakukan P2MKP terus dikembangkan. Menurutnya strategi ini dipandang efektif dan efisien karena kegiatan pelatihan dapat menjangkau daerah-daerah sentra perikanan.

“Kegiatan ini menumbuhkembangkan pelatihan secara mandiri di tingkat masyarakat. Dengan yang tersertifikasi sampai 50.000 orang, ini kan sumber daya manusia yang tersedia. Dengan terus kita bina, kita berharap sektor kelautan dan perikanan dapat kita kuasai,” tandasnya.