Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham hari ini. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.063.
Pada penutupan perdagangan saham, Senin (11/11/2019), IHSG ditutup melemah 29,24 poin atau 0,47 persen ke posisi 6.148,74. Sementara itu, indeks saham LQ45 juga menguat 0,33 persen ke posisi 978,47.
Sebanyak 247 saham melemah sehingga mendorong IHSG ke zona merah. Sementara 155 saham melemah dan 155 saham diam di tempat.
Advertisement
Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 469.991 kali dengan volume perdagangan 6,3 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 5,6 triliun.
Baca Juga
Investor asing jual saham mencapai Rp 353 miliar di total pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.063.
Dari 10 sektor pembentuk IHSG, sebanyak dua sektor menghijau. Sektor yang melemah paling besar adalah sektor pertambangan dengan turun 2,84 persen.
Saham-saham yang melemah sehingga mendorong IHSG ke zona merah antara lain ARTO turun 25 persen ke Rp 2.310 per saham, OMRE turun 24,78 persen ke Rp 1.260 per saham dan FORZ turun 24,44 persen ke Rp 510 per saham.
Sementara saham-saham yang menguat antara lain KAYU yang naik 34,57 persen ke Rp 109 per saham, SINI naik 34,43 persen ke Rp 246 per saham dan BMSR naik 34,43 persen ke Rp 246 per saham.
Tak Sesuai Prediksi
Gerak IHSG pada hari ini tak sesuai dengan prediksi analis. Sebelumnya, IHSG diperkirakan akan bergerak ke zona hijau di pasar saham hari ini. Data Ekonomi Indonesia masih cukup baik menopang indeks.
Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwe menuturkan, pasar kini cenderung berhati-hati menanti kelanjutan perkembangan dagang Amerika Serikat (AS)-China.
"Selain itu, mereka juga akan mengamati peluang ekonomi dunia yang memasuki periode resesi," ungkap dia Senin (11/11/2019).Â
BACA JUGA
Dari dalam negeri, Hans berujar, rilis pertumbuhan ekonomi RI Badan Pusat Statistik (BPS) 5,02 persen telah melampaui perkiraan konsesus para analis yang sebesar 5 persen.
Lebih lanjut, data cadangan devisa (cadev) yang naik dari USD 124,3 menjadi USD 126,7 miliar merupakan indikasi positif bagi perekonomian Indonesia di tengah perlambatan ekonomi.
"Sebab itu, kami memproyeksi IHSG berpeluang konsolidasi menguat pada rentang support 6.139 dan resistance 6.200," jelasnya.
Advertisement