Sukses

IHSG Dibuka Melemah, Sektor Tambang Jadi Penekan

Investor asing jual saham Rp 29,52 miliar di pasar reguler.

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah pada perdagangan Selasa pekan ini. Dari 10 sektor pembentuk IHSG, enam sektor berada di zona merah. 

Pada pra-pembukaan, Selasa (12/11/2019), IHSG melemah 13,24 poin atau 0,22 persen ke level 6.135,49. Sedangkan pada pembukaan pukul 09.00 waktu JATS, IHSG terus melemah dengan turun tipis 12 poin atau 0,21 persen ke 6.136.

Sementara itu, indeks saham LQ45 juga melemah 0,38 persen ke posisi 975,61. Sebagian besar indeks saham acuan bergerak di zona merah.

Pada awal pembukaan perdagangan, IHSG level tertinggi berada di 6.142,95 dan terendah di 6.133,53.

Sebanyak 116 saham menguat dan 61 saham melemah. Sedangkan 131 saham diam di tempat.

Adapun total frekuensi di awal perdagangan saham 14.662 kali dengan volume perdagangan 180 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 159,8 miliar.

Investor asing jual saham Rp 29,52 miliar di pasar reguler dan posisi rupiah di angka 14.063 per dolar AS.

Dari 10 sektor pembentuk IHSG, enam sektor berada di zona merah. Sektor yang melemah paling tinggi adalah pertambangan dengan turun 0,62 persen. Kemudian diikuti sektor aneka industri melemah 0,31 persen dan sektor keuangan yang anjlok 0,28 persen.

Saham-saham yang melemah sehingga menyeret IHSG ke zona merah antara lain ARTO turun 24,89 persen ke Rp 1.735 per saham, TGRA turun 17,48 persen ke Rp 458 per saham, dan DEAL turun 14,89 persen ke Rp 1.600 per saham.

Sementara saham-saham yang menguat antara lain SINI yang naik 24,39 persen ke Rp 306 per saham, SKYB naik 16,49 persen ke level Rp 92 per saham dan SLIS naik 10,71 persen ke Rp 4.650 per saham.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Prediksi Analis

diprediksi kembali bergerak melemah pada perdagangan Selasa (12/11/2019).

Riset Artha Sekuritas mengulas, secara tren indeks masih menunjukan pelemahan dimana indeks akan terkoreksi di rentang 6.124-6.179.

"Indikator stochastic bergerak di sekitar area oversold mengindikasikan trend pelemahan mulai terbatas," ujar Analis PT Artha Sekuritas Christoper Jordan. 

Selain itu, dia bilang, sentimen global juga masih kuat mempengaruhi gerak indeks di pasar saham. Salah satunya kepastian damai dagang AS-China.

"Juga kekhawatiran dari resesi dan kondisi politik di Hong Kong yang berlangsung semakin parah saat ini," jelasnya.

Kompak, Analis PT Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Gusta menyebut indeks berpeluang tertekan di kisaran 6.120-6.180.

"Potensi pelemahan masih akan berlanjut menuju ke area support terdekat," paparnya.