Sukses

Dirut Bulog Ungkap Alasan Batalkan Impor 30 Ribu Ton Daging Sapi Brazil

Ketersediaan daging sapi di dalam negeri telah diupayakan oleh beberapa perusahaan lain

Liputan6.com, Jakarta Perum Bulog beberapa waktu lalu membatalkan impor 30 ribu ton daging sapi asal Brazil. Adapun penugasan ini diberikan kepada Bulog berdasarkan hasil rapat koordinasi oleh beberapa kementerian di kantor Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengungkapkan, alasan pihaknya tak jadi mendatangkan daging sapi dari Brazil. Pertama, terkait dengan stok daging di dalam negeri yang kini sudah mencukupi.

"Waktu dan ketersediaan stok daging sampai Desember sudah cukup, harganya juga stabil. Kalau kita impor, satu itu akan kelebihan stok," ujar dia di Jakarta, Selasa (12/11/2019).

Alasan kedua, impor daging akan turut mempengaruhi harga pasaran. Ketiga, Bulog juga telah memperhitungkan produksi lokal.

"Peternak kita juga ini produksi daging sapi supaya enggak jatoh (harganya), jadi kestabilan terjaga," tegas pria yang akrab disapa Buwas ini.

Keempat, waktu impor daging yang tidak memadai. "Kalau dari Brazil paling cepat itu antara 37-45 hari. Jadi pasti jatuhnya (tiba) tahun depan," ungkap dia.

Buwas kemudian menekankan, ketersediaan daging sapi di dalam negeri telah diupayakan oleh beberapa perusahaan lain, seperti PT Berdikari (Persero) dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI).

"Untuk daging sapi masih sangat cukup. Sekarang PPI dan Berdikari juga menyiapkan daging. Justru kami stop, karena stoknya sudah banyak," tukas Buwas.

2 dari 2 halaman

Bulog Masih Pikir-Pikir Impor Daging dari Brasil

Perum Bulog menyatakan belum berencana mengimpor daging asal Brasil, sebab persediaan yang sudah ada masih cukup untuk memenuhi kebutuhan.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan‎, Bulog memang sudah mengantungi penugasan dari pemerintah untuk mengimpor daging sapi dari Brasil. Namun, sampai saat ini belum ada daging yang diimpor.

"Sampai hari ini saya belum mengimpor barang sekilo daging sapi, penugasannya sudah ada," kata Budi, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (1/11/2019).

Budi menyebut ada beberapa pertimbangan, sehingga sampai saat ini belum melakukan impor sapi dari Brasil, yaitu waktu impor yang sudah mepet dengan akhir tahun. Selain itu, juga stok daging impor dan dalam negeri masih cukup untuk memenuhi kebutuhan.

"Waktu sudah mepet, tahun depan saja deh sambil kita hitung kebutuhannya, daging kerbau dari India sudah banyak, daging sapi Australia sudah banyak, lokalan sudah banyak, kalau impor lagi nanti mubazir," tuturnya.

Menurut Budi, meski sudah ada penugasan untuk impor daging, tugas tersebut bisa tidak dilakukan. Untuk impor tahun depan, ‎Bulog masih menunggu evaluasi kebutuhan daging dari pemerintah.

"Rakortas sudah menugaskan saya, tapi bisa dilakukan bisa tidak, kalau ada efeknya tidak perlu. Belum karena kan menteri masih baru, beri kesempatan menteri mengevalusi," katanya.