Sukses

Investasi Rp 1.732 Triliun Terhambat Masuk Gara-gara Aturan Tumpang Tindih

Keberadaan aturan yang tumbah tindih berdampak besar pada terhambatnya investasi yang mau masuk ke Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan pemerintah harus segera mengatasi aturan yang tumpang tindih. Keberadaan aturan yang tumbah tindih berdampak besar pada terhambatnya investasi yang mau masuk ke Indonesia.

Dari hitungan, nilai investasi yang terhambat masuk ke Indonesia akibat aturan tumpang tindih mencapai USD 123 miliar setara Rp 1.732 triliun (USD 14.088 per Dolar AS).

Hal ini pun sudah dia laporkan kepada Presiden Joko Widodo (Joko Widodo). "Saya ngeri. Ternyata di pipe line kita investasi itu yang sudah ada, tadi saya jumlah-jumlah, belum selesai, tadi saya lapor Presiden juga sudah USD 123 miliar," kata dia dalam pembahasan terkait Omnibus Law, di DPR RI, Jakarta, Rabu (13/11).

"Itu yang sudah di pipe line. Ada yang sudah setahun, dua tahun, tiga tahun, tidak selesai-selesai prosesnya," lanjut dia.

Menurut dia salah satu penyebab terhambatnya investasi-investasi tersebut masuk ke Indonesia tak lain karena aturan yang masih tumpang tindih. "Kedua dari kita sendiri karena kita tidak mau menyelesaikan ini," tandasnya.

 

Reporter: Wilfridus Setu Umbu

Sumber: Merdeka.com

2 dari 2 halaman

Luhut: Investor Tak Perlu Takut Bom Bunuh Diri

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan tidak terlalu khawatir dengan peristiwa bom bunuh diri yang terjadi di Medan. Ia menyebut hambatan-hambatan terhadap investasi tidak hanya dialami Indonesia saja.

"Investasi kan di mana-mana juga sering kejadian itu. Kan tidak ada negara yang imun," ujar Luhut usai memberi paparan di Rakornas 2019 di Sentul, Rabu (13/11/2019).

Ketika ditanya soal investor, Luhut menegaskan bahwa investor tidak perlu merasa takut. "Enggak perlu (merasa takut)," tegas Luhut.

Dalam paparannya di Rakornas, Luhut juga yakin Indonesia akan semakin potensial sebagai sasaran investasi. Ia pun menyebut Indonesia sebagai negara besar ogah menerima investasi asing yang kecil-kecilan.

Lebih lanjut, Luhut optimistis pengembangan B40 dapat memberi potensi dagang besar di dunia internasional. Luhut juga yakin B40 akan dibutuhkan oleh negara yang selama ini resisten terhadap sawit, seperti Eropa.