Sukses

Eksternal Belum Membaik, Rupiah Tertekan hingga 14.100 per Dolar AS

Rupiah akan bergerak di kisaran 14.050 per dolar AS hingga 14.110 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan Kamis ini. Rupiah diperkirakan bisa melemah hingga 14.110 per dolar AS. 

Mengutip Bloomberg, Kamis (14/11/2019), rupiah dibuka di angka 14.090 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.078 per dolar AS. Menjelang siang, rupiah terus melemah ke 14.099 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.087 per dolar AS hingga 14.100 per dolar AS. Jiak dihitung dari awal tahun, rupiah masih menguat 2,02 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.098 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 14.082 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah diproyeksikan melemah dibayangi faktor eksternal yang masih belum kondusif. "Dalam perdagangan hari ini rupiah kemungkinan masih akan melemah disebabkan data eksternal yang masih negatif bagi rupiah," kata Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dikutip dari Antara.

Prospek kesepakatan antara Amerika Serikat (AS) dan China masih belum jelas. Kedua negara dengan ekonomi terbesar itu belum mengumumkan lokasi baru atau waktu untuk menyegel perjanjian setelah pertemuan internasional di Chili dibatalkan, dan tidak jelas apakah ancaman tarif dari Presiden Donald Trump yang baru akan mendorong kemajuan.

Sementara itu data inflasi AS tercatat naik ke level 0,4 persen, lebih tinggi dari bulan sebelumnya.

Peningkatan inflasi tersebut dapat menjadi tanda bahwa bank sentral AS, Federal Reserve (Fed) sepertinya tidak lagi bersikap longgar (dovish) dalam menentukan kebijakan moneter.

Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran 14.050 per dolar AS hingga 14.110 per dolar AS.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Sri Mulyani Tegaskan Pemerintah Belum Berencana Potong Angka Nol di Rupiah

Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pemerintah belum berencana melakukan redominasi Rupiah. Redenominasi adalah penyederhanaan nilai mata uang menjadi lebih kecil melalui pengurangan angka nol, tanpa mengubah nilai tukarnya.

"Kita belum membahasnya dengan Bank Indonesia (BI) maupun dengan kabinet atau bapak presiden," ujar Sri Mulyani usai Upacara Peringatan Hari Oeang di Kementerian Keuangan, Jakarta, pada Rabu 30 Oktober 2019.

Sri Mulyani melanjutkan, Rupiah sudah 73 tahun menjadi mata uang yang sah di Indonesia. Rupiah turut menjadi bukti kemerdekaan Indonesia.

"73 tahun semenjak uang Republik Indonesia pertama kali diterbitkan, ini menandakan suatu masa di mana semuanya melihat perjuangan yang luar biasa mulai dari kita mendeklarasikan kemerdekaan, kedaulatan dengan diterbitkan uang Republik Indonesia," ucap dia.

Tugas Indonesia pada 73 tahun lalu adalah memiliki mata uang sendiri yang diakui dari Sabang sampai Merauke.

Kini, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut mengatakan, Indonesia harus mampu menciptakan ekonomi yang lebih baik.

"Pada hari ini tantangan pasti berbeda pada saat 73 tahun lalu kita berjuang untuk mengambil alih uang yang diedarkan oleh bekas penjajah kita Jepang maupun De Javasche Bank, yaitu dari Belanda menjadi uang Republik Indonesia," jelasnya.

"Hari ini perjuangan kedaulatan kita adalah bagaimana kita bisa menjaga terus-menerus perekonomian Indonesia di dalam tekanan dari gejolak global, sehingga apa yang disebut sebagai kedaulatan, yaitu kemandirian ekonomi Indonesia, ketahanan ekonomi Indonesia bisa terus-menerus kita perkuat. Ini adalah PR kita bagaimana keuangan negara bisa," katanya.