Sukses

Jokowi: Ibu Kota Baru Tak Cuma soal Pindah Tempat, tapi Juga Pola Pikir

Kaltim harus menjadi hub atau penghubung talent-talent lokal dengan global atau internasional yang ada.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo mengungkapkan sejumlah alasan mengapa akhirnya memilih Kalimantan Timur (Kaltim) sebagai ibu kota negara baru.

Pertama, Kaltim dinilai minim akan risiko bencana alam seperti tsunami, banjir, dan lain sebagainya. Kedua, negara tak perlu mengurus pembebasan lahan, sebab di sana merupakan tanah negara.

"Ketiga, Kita ingin ada titik-titik baru pertumbuhan ekonomi. Kita tak hanya ingin pindah tempat tapi juga pola pikir, budaya, kerja, harus pindah semuanya," tuturnya di Jakarta, Kamis (14/11/2019).

Jokowi bercerita, memang membutuhkan proses besar untuk membangun peradaban baru di Kaltim. Akan tetapi, pihaknya optimistis dapat membawa kultur baru di Kaltim bagi masyarakat Indonesia.

"Kultur harus berubah semua. Jadi saya ingin sudah ter-install sistem yang baru. Jadi, pada saat pemerintah kita masuk ke sana, sistemnya sudah siap. Orang tinggal ikuti sistem," ujarnya.

Dia pun melanjutkan, Kaltim harus menjadi hub atau penghubung talent-talent lokal dengan global atau internasional yang ada di sana.

"Harus ada daya tarik yang kuat, sehingga ibu kota betul-betul sebuah Indonesia yang baru dengan peradaban yang baru pula," ucapnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Begini Impian Jokowi soal Ibu Kota Baru

Sebelumnya, pemerintah telah berketetapan untuk memindahkan ibu kota negara untuk berada di luar Pulau Jawa. Lokasinya di sebagian wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan harapan mengenai ibu kota baru tersebut. Pastinya, ia hanya memiliki satu visi utama, yakni ibu kota baru tersebut mampu menampilkan diri sebagai kota masa depan. 

Lokasi di mana para talenta lokal dan global mau datang untuk berkolaborasi dan menghasilkan kemajuan, sehingga mampu mempercepat pemerataan pembangunan di Indonesia.

"Kita harapkan talenta-talenta teknologi dan inovasi itu betul-betul merasa bahwa ini memang kota masa depan, sehingga talenta-talenta global mau hadir dan datang di situ untuk berkolaborasi dengan talenta-talenta kita," ujarnya saat peresmian Pembukaan Konstruksi Indonesia Tahun 2019 di Jakarta International Expo, Rabu (6/11/2019).

Hal tersebut memang bukan perkara mudah. Untuk mewujudkannya, pemerintah akan mengupayakannya dengan menjadikan kota tersebut sedemikian rupa sehingga memberikan kualitas hidup tertinggi bagi para penghuninya.

"Kota yang bebas emisi, menggunakan transportasi publik yang bebas emisi. Kota yang dinamis dan betul-betul kota yang menggembirakan. Kota yang masyarakatnya majemuk, terbuka, toleran, dan penuh dengan gotong-royong. Inilah bayangan yang ada di benak saya," kata Presiden.

Nantinya, ibu kota baru tersebut tak hanya berpusat pada kepentingan pemerintahan semata.

Presiden mengimpikan agar kota tersebut turut menjadi atraksi bisnis yang mampu memberi contoh dan bisa menjawab permasalahan-permasalahan dunia, sehingga mampu menarik diaspora kita untuk pulang kembali ke Indonesia dan bagi orang-orang hebat dunia untuk tinggal di kota ini.

"Hal ini hanya bisa terjadi jika yang pertama kota ini menyediakan lapangan kerja yang berkelas. Yang kedua, ibu kota baru ini juga menyediakan suasana dan pelayanan yang berkualitas kelas dunia. Minimal pelayanan pendidikan dan kesehatan yang berkelas dunia," ucapnya.