Liputan6.com, Jakarta - Kabar yang menyebut Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok akan masuk menjadi komisaris utama PT Pertamina (Persero) atau direksi BUMN kian hangat mencuri perhatian masyarakat.
Pengamat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sekaligus Kepala Lembaga Manajemen FEB UI Toto Pranoto mengatakan, sosok Ahok memungkinkan atau cocok memimpin BUMN yang perlu penanganan efisiensi.
Baca Juga
"Gaya Ahok yang mungkin suka terobosan cepat dengan potong kompas lebih cocok buat BUMN yang perlu penanganan terkait efisiensi, misal BUMN yang banyak tugas PSO-nya," tutur dia kepada Liputan6.com, Sabtu (16/11/2019).
Advertisement
Sebaliknya, sejumlah BUMN yang sangat erat terhadap aturan internasional yang kompleks ia nilai tidak pas untuk style Ahok yang fleksibel.
"Ada BUMN yang terikat dengan banyak regulasi internasional yang rigid, ini mungkin tidak cocok dengan gaya Ahok yang suka terobosan," ujarnya.
Toto melanjutkan, meski Ahok telah terbukti berhasil memimpin lewat Pemerintahan atau birokrasi. Di tataran korporasi, Ahok masih membutuhkan banyak waktu untuk menyesuaikan.
"Memimpin birokrasi dan korporasi mungkin membutuhkan keahlian yang berbeda. Modal sukses memimpin birokrasi bisa saja sukses saat pimpin BUMN atau sebaliknya. Tantangannya berbeda, apakah Ahok akan sukses memimpin BUMN? Waktu yg akan membuktikan. Paling tidak modal dasar sebagai pemimpin publik pernah dilalui," kata dia.
Tolak Ahok Jadi Pejabat Pertamina, Serikat Pekerja Bentangkan Spanduk
Sebelumnya, Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) telah memasang spanduk yang menyatakan penolakan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok untuk mengisi jabatan di PT Pertamina (Persero)‎.
Presiden Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) Arie Gumilar membenarkan, ‎Serikat Pekerja Pertamina telah membentangkan spanduk yang berisi penolakan terhadap Ahok untuk mengisi jabatan di Pertamina.
"‎Benar (serikat pekerja Pertamina membentangkan sepanduk penolakan)," kata Arie, saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Jumat (15/11/2019).Â
BACA JUGA
Liputan6.com pun memperoleh gambar beberapa spanduk yang dibentangkan. Adapun bunyi sepanduk tersebut ‎diantaranya:
"Milih Figur Tukang Gaduh, Bersiaplah Pertamina Segera Runtuh!
Pertamina Tetap Wajib Utuh, Tolak Siapapun Yang Suka Bikin Rusuh.
Pertamina Bukan Sarang Koruptor, Bukan Juga Tempat Orang Tak Terpuji & Mulut Kotor.
Pertamina Menjulang-Rakyat Senang Pemberang Datang-Kita Perang!!!
Berkali-Kali Ganti Direksi Kami Tak Peduli, Tapi Kedatangan Biang Kekacauan Jadi Musuh Kami!!!
Arie mengungkapkan, salah satu lokasi pemasangan sepanduk penolakan Ahok adalah kilang VI Balongan, Indramayu, Jawa Barat.
"Ini (pemasangan sepanduk penolakan) di RU VI Balongan," ‎ujarnya.
‎Menurut Arie, aksi penolakan yang dilakukan rekan-rekannya yang tergabung dalam FSPPB, didasari‎ Ahok yang memiliki catat persyaratan materiil.
"Pak Ahok cacat persyaratan materiil.‎ Kader internal Pertamina juga banyak yang cakap‎," tandasnya.‎
Advertisement