Sukses

Masuk Hari Kelima, Pendaftar CPNS 2019 Tembus 2,3 Juta Orang

Dari 2,3 juta orang, baru 10,6 persen pelamar yang menuntaskan langkah pendaftaran hingga tahap submit.

Liputan6.com, Jakarta - Memasuki hari ke-5 pendaftaran seleksi CPNS, Sabtu (16/11/2019), tercatat sebanyak 2,3 juta pelamar telah membuat akun dalam portal Sistem Seleksi CPNS Nasional (SSCN). Namun baru 10,6 persen dari jumlah tersebut yang menuntaskan langkah pendaftaran hingga tahap submit.

Plt. Kepala Biro Hubungan Masyarakat BKN Paryono mengatakan, kondisi tersebut diperkirakan terjadi karena banyak pelamar yang masih wait and see mencari informasi mengenai perkembangan pendaftaran.

Padahal hingga saat ini, dalam portal SSCN telah terunggah informasi lowongan CPNS dari 507 instansi Pemerintah dari total 524 instansi yang membuka rekrutmen, sehingga sudah cukup banyak alternatif formasi jabatan yang dapat dipilih pelamar.

"BKN mengimbau para pelamar yang telah menentukan pilihan instansi dan formasi yang akan dilamar, khususnya yang telah membuat akun dalam portal SSCN, untuk segera menuntaskan tahapan pendaftaran hingga submit," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (16/11/2019).

 

Menurut dia, hal ini perlu dilakukan agar pelamar tidak terjebak dalam situasi hectic yang menyebabkan pelamar sulit mengakses portal SSCN karena saling menunda-nunda penyelesaian tahapan pelamaran.

Selain itu, BKN juga mengimbau pelamar untuk hanya menginput data dan berkas yang sebenarnya dan disyaratkan instansi dalam field lamaran.

Dikhawatirkan jika pelamar 'main-main' dalam pengunggahan dokumen, pelamar kemudian lupa untuk mengganti dengan data yang sesungguhnya, sehingga data palsu/tidak benar yang justru tersimpan dalam database SSCN ataupun yang tercetak.

Data Center SSCN merilis informasi mulai maraknya pemakaian NIP dan KK untuk pendaftar abal-abal alias tidak niat mendaftar terbukti dengan banyaknya unggahan foto dan dokumen yang tidak dipersyaratkan instansi.

Pengunggahan foto atau dokumen yang tidak disyaratkan tersebut dapat menjadi pintu masuk instansi menyatakan bahwa pelamar yang bersangkutan tidak memenuhi syarat (TMS).

"BKN juga mengingatkan pelamar agar berhati-hati menyebarluaskan NIK dan KK di internet. Tim Kedeputian Bidang Sistem Informasi Kepegawaian (Sinka) BKN mendapati banyak sekali informasi NIK dan KK pelamar CPNS disebarluaskan di laman media sosial," tandas dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

BKN Temukan Pelamar Siluman CPNS

Tidak hanya desa, ternyata ada juga CPNS siluman. Badan Kepegawaian Negara (BKN) mendeteksi ada oknum-oknum nakal yang mengerahkan CPNS siluman alias fiktif untuk mendaftar di suatu instansi.

Apa tujuannya? BKN mencurigai ada orang yang ingin membuat formasi CPNS terlihat banyak pelamar. Alhasil, orang-orang lain menjadi ogah mendaftar karena berpikir akan banyak saingan.

Pihak BKN menemukan hal tersebut saat memeriksa dokumen-dokumen pelamar tes CPNS tahun 2018. Saat itu banyak peserta gagal lolos seleksi administrasi karena dokumen yang di-submit tampak asal-asalan.

"Ternyata dulu itu ada orang yang dikerahkan untuk masuk ke dalam salah satu formasi sehingga seolah-olah yang daftar itu banyak. Tujuannya biar kalau di situ sudah banyak, maka (pelamar) mencari yang lain, yang kira-kira pendaftarnya sedikit," jelas Plt. Kabiro Humas BKN Paryono kepada Liputan6.com, Jumat (15/11/2019).

Paryono menjelaskan jika pendaftar formasi terlihat banyak, maka akan ada efek psikologis bagi pelamar lainnya, yakni berupa ragu untuk bersaing di formasi tersebut.

Padahal, pelamar di formasi itu dicurigai banyak peserta CPNS fiktif. Pelamar yang awalnya terlihat banyak pun langsung menjadi sedikit ketika proses seleksi administrasi selesai.

"Dokumen yang diunggah banyak yang tidak sesuai. Mereka sudah submit, tetapi begitu diperiksa itu banyak dokumen yang tidak sesuai begitu diverifikasi, sehingga mereka tidak lolos seleksi amdinistrasi. Wong, dia itu hanya untuk mengacaukan saja," ujar Paryono.

Sekadar informasi, tahun lalu peserta CPNS memang bisa melihat berapa jumlah orang yang sudah melamar di suatu instansi. Untuk menghindari kejadian sama terulang, maka tahun ini jumlah pelamar ke suatu formasi sengaja tidak ditampilkan.