Liputan6.com, Jakarta - PT Kereta Api Indonesia (Persero) menambah pengoperasian kereta pada masa Angkutan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2019-2020. Hal ini untuk mengantisipasi kenaikan volume penumpang diperkirakan sebesar 4 persen menjadi 5,9 juta penumpang.
Direktur Utama KAI Edi Sukmoro mengatakan, selama masa Angkutan Nataru 2019-2020, KAI akan menjalankan 404 perjalanan kereta yang terdiri dari 374 kereta reguler dan 30 kereta Nataru, naik 2,5 persen dari tahun 2018 sebanyak 394 kereta, terdiri dari 346 kereta Reguler dan 48 kereta Nataru.
Untuk tahun ini, KAI menetapkan masa Angkutan Nataru 2019-2020 selama 18 hari, mulai 19 Desember 2019 sampai dengan 5 Januari 2020.
Advertisement
“KAI memperkirakan tanggal 22 dan 29 Desember sebagai tanggal favorit masyarakat untuk menggunakan jasa kereta api,” kata Edi, di Gedung Jakarta Railways Center, Jakarta, Senin (18/11/2019).
Baca Juga
Penambahan jumlah kereta, disertai dengan peningkatan kapasitas tempat duduk harian sebesar 4 persen pada 2019, menjadi 250.012 tempat duduk dari 240.162 tempat duduk pada 2018.
Untuk mengantisipasi kenaikan jumlah penumpang, KAI menjalankan 30 perjalanan KA Nataru yang dapat dipesan mulai tanggal 25 November 2019 di seluruh kanal penjualan.
Edi melanjutkan, tiket kereta jarak jauh reguler pada masa Nataru 2019-2020 dapat dibeli mulai 19 November 2019 atau H-30 keberangkatan di seluruh kanal resmi penjualan tiket kereta api seperti aplikasi KAI Access, situs kai.id, dan lainnya.
"Sementara untuk kereta lokal, tiket dapat dipesan mulai H-7 Keberangkatan melalui aplikasi KAI Access atau 3 jam sebelum keberangkatan di loket stasiun," tandasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Langkah Antisipasi KAI Hadapi Lonjakan Penumpang di Natal dan Tahun Baru
PT Kereta Api Indonesia (Persero) melakukan sejumlah persiapan, untuk mengantisipasi lonjakan penumpang saat libur Natal dan tahun baru.
Direktur Utama Kereta Api Indonesia (KAI) Edi Sukmoro mengatakan, KAI antara lain telah menerjunkan petugasnya untuk melakukan inspeksi jalur kereta. Langkah ini demi meminimalisir ganggguan perjalanan.
"Pertama akan dipersiapkan inspeksi di jalur utara maupun selatan," kata Edi, di Jakarta, Senin (11/11/2019).
KAI juga telah menyiapkan stasiun dan prasarana, untuk mengantisipasi peningkatan penumpang saat libur Natal dan tahun baru. "Kesiapan stasiun-stasiun dan prasarananya," ujarnya.
Jumlah penumpang kereta api, saat libur Natal dan tahun baru diperkirakan naik hingga 4 persen dari kondisi normal. Kenaikan ini menyesuaikan ketersediaan jumlah tempat duduk.
"Karena ketersediaan tempat duduk yang buat kenaikan," tandasnya.
KAI juga tengah mengkaji penerapan sistem pentarifan baru dengan menggunakan mekanisme Tarif Batas Atas (TBA) dan Tarif Batas Bawah (TBB) layaknya maskapai.
Advertisement
Pemesanan Tiket
Direktur Keuangan KAI Didiek Hartantyo mengatakan jika sekarang masyarakat memesan tiket kereta dari jauh-jauh hari dengan go show harganya sama, nanti hal ini akan berbeda.
"Nanti orang beli tiket 30 hari dengan 15 hari atau 5 hari itu harganya beda," kata Didiek.
Kebijakan ini diambil berdasarkan kajian dari KAI dimana penumpang yang membeli tiket dari jauh-jauh hari jumlahnya dibawah 50 persen.
Atas kajian ini pula, KAI juga telah mengubah mekanisme pemesanan tiket kereta dari yang sebelumnya 90 hari sebelum keberangkatan kini menjadi 60 hari sebelum keberangkatan.
"Karena kita kaji, orang yang beli tiket 90 hari sebelum itu tidak ada 50 persen, sehingga para penumpang maunya 30 hari sebelum. Senengnya yang mendadak-mendadak gitu," pungkas Didiek.
Hanya saja, kapan kebijakan pentarifan ini diberlakukan, Didiek masih belum bisa memastikannya.